LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN SEKOLAH
PENINGKATAN
KEMAMPUAN DALAM PENGELOLAAN ADMINISTRASI GURU KELAS DI PAUD KASIH IBU MELALUI
PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL
TAHUN
……………………..
Oleh
…………………………………
NIP. …………………….
UPT DINAS
PENDIDIKAN …………………………..
Jln. ……………………………….
20……
LEMBAR PENGESAHAN
1.
|
Judul Penelitian
|
Peningkatan Kemampuan dalam Pengelolaan Administrasi Guru
Kelas di PAUD Kasih Ibu melalui Pelaksanaan Supervisi Manajerial Tahun ………
|
2.
|
Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Pangkat. Golongan
d. Tempat Tugas
e. Kabupaten/Kota
f. Provinsi
g. Alamat Kantor
h. Telepon
|
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
|
3.
|
Lama Penelitian
|
….. bulan (…………
s.d ………… 201..)
|
4.
|
Sumber Dana
|
Swadaya
|
..........,
...........................
Mengetahui,
Kepala UPT Dinas Pendidikan Peneliti.
Kecamatan
..............................
......................................... .........................................
NIP.
................................. NIP. .................................
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten
.........................................
NIP. .................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat
Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya
sehingga Laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dapat selesai dengan
baik.
Dalam PTS ini peneliti menentukan judul yaitu Peningkatan
Kemampuan dalam Pengelolaan Administrasi Guru Kelas di PAUD Kasih Ibu melalui
Pelaksanaan Supervisi Manajerial Tahun ………. Penelitian ini diajukan
untuk melengkapi syarat-syarat Kenaikan pangkat dari golongan ………. Ke golongan
…...
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan penelitian ini khususnya kepada:
1.
……………….., selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten ………………
2.
……………….., selaku Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
…………
3.
Rekan-rekan Penilik PLS UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
4.
……………….., selaku Kepala PAUD Kasih Ibu ……………………………..
5.
Guru-guru PAUD Kasih Ibu yang telah membantu
penyelesaian karya ini.
6.
Semua pihak yang telah membantu dengan penuh ketulusan
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis mohon saran dan kritik dari pembaca
demi perbaikan langkah berikutnya. Harapan peneliti semoga hasil penelitian ini
dapat memberikan dampak positip terhadap perkembangan peningkatan sumber daya
manusia.
...............................
20...
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
ABSTRAK..........................................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.............................................................................
B. Identifikasi
Masalah....................................................................
C. Rumusan
Masalah........................................................................
D. Tujuan
Penelitian.........................................................................
E. Manfaat
Penelitian.......................................................................
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Kajian Teori.................................................................................
B. Kerangka
Berpikir........................................................................
C. Hipotesis
Tindakan......................................................................
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Desain
Penelitian Tindakan.........................................................
B. Subjek
dan Objek Penelitian........................................................
C. Lokasi
dan Waktu Penelitian.......................................................
D. Teknik
Pengumpulan Data...........................................................
E. Analisis
Data................................................................................
F. Prosedur
Penelitian......................................................................
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian............................................................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian......................................................
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
.................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PENINGKATAN
KEMAMPUAN DALAM PENGELOLAAN ADMINISTRASI GURU KELAS DI PAUD KASIH IBU MELALUI
PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL
TAHUN
……………………..
ABSTRAK
………………………………..
NIP. …………………….
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di PAUD Kasih Ibu ditemukan bahwa masih banyak kendala yang berkaitan
dengan pengerjaan adminsitrasi pengelolaan kelas. Penyebab rendahnya pengelolaan administrasi kelas oleh guru disebabkan
oleh faktor-faktor antara lain pemahaman guru dalam pengelolaan administrasi
kelas masih rendah, kurangnya sosialisasi dalam pembinaan pengelolaan
administrasi kelas masih rendah oleh guru, motivasi guru dalam kegiatan
pengelolaan administrasi kelas masih rendah. Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam standar
pengelolaan administrasi guru kelas melalui supervisi manajerial pada PAUD Kasih Ibu Kecamatan Kapuas Tengah
Kabupaten Kapuas?. Subjek penelitian adalah guru PAUD Kasih Ibu. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini
adalah observasi, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang
digunakan adalah model alur yang terekam dalam catatan lapangan, yang terdiri
dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pada kondisi awal menunjukkan bahwa hasil penilaian terhadap kemampuan
guru menunjukkan hasil yang kurang baik, pada siklus kedua kemampuan guru
menunjukkan hasil angka nilai rata-rata 69,47 dan hanya masuk dalam kualifikasi
C atau cukup. Pada pelaksanaan siklus kedua, hasil penilaian terhadap kemampuan
guru menunjukkan hasil angka nilai rata-rata 90,00 dan hanya masuk dalam
kualifikasi A atau sangat baik. Secara individual kemampuan guru juga
menunjukkan peningkatan, karena pada siklus kedua semua guru yang memenuhi
kriteria keberhasilan yaitu masuk dalam kategori BAIK atau mendapat nilai
minimal 70. Dimana ada 1 orang guru yang masuk kategori baik, dan 1 guru masuk
dalam kategori sangat baik. Kesimpulannya adalah penerapan supervisi manajerial
terbukti dapat meningkatkan kemampuan guru PAUD Kasih Ibu dalam pengelolaan
administrasi kelas.
Kata Kunci : kemampuan, supervisi, manajerial
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian.......................................................
Tabel 3.2 Instrumen
Supervisi Manajerial Administrasi Kelas Guru PAUD
Tabel 4.1 Rekapitulasi
Hasil Pelaksanaan Supervisi Manajerial Pengelolaan Administrasi Kelas pada
Kondisi Awal............................................................................
Tabel 4.2 Rekapitulasi
Hasil Pelaksanaan Supervisi Manajerial Pengelolaan Administrasi Kelas pada
Siklus I......................................................................................
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Hasil Pelaksanaan Supervisi Manajerial Pengelolaan Administrasi Kelas pada
Siklus II....................................................................................
Tabel 4.4 Rekapitulasi
Hasil Pelaksanaan Supervisi Manajerial Pengelolaan Administrasi Kelas pada
Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II..............................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1 Alur Diagram Siklus Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas..
Gambar 4.1 Peningkatan Kemampuan Guru dari Kondisi Awal
ke Siklus I
Gambar 4.2 Peningkatan Kemampuan guru Pada Siklus I dan
Siklus II.....
Gambar 4.3 Peningkatan Kemampuan guru Pada Pelaksanaan
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ..................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 3 Instrumen Supervisi Administrasi Guru PAUD
pada Kondisi Awal
Lampiran 4 Instrumen
Supervisi Administrasi Guru pada
Siklus I
Lampiran 5 Instrumen
Supervisi Administrasi Guru pada pada Siklus
II
Lampiran 6 Daftar Hadir Peserta
Supervisi Manajerial pada
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus
II
Lampiran 7 Daftar
Hadir Peneliti dan Kolaburator
Lampiran 8 Contoh
Hasil Kegiatan Supervisi Manajerial
Lampiran 9 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini 0-6 tahun bila dilihat dari kuantitas perkembangannya
cukup menggembirakan, karena lembaga-lembaga satuan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) banyak bermunculan bagai “jamur di musim hujan”, dengan berbagai jalur
atau satuan layanan PAUD.Tidak sulit untuk menemukan layanan PAUD di
tengah-tengah masyarakat kita, baik di perkotaan maupun di pedesaan sampai ke
tingkat RW yang dikelola oleh sebagian besar atas kepedulian dan peran serta
masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan memang tidak bisa lepas dari peran serta
masyarakat. Hal tersebut telah diatur dalam UU Sistem Pendidikan (Sisdiknas)
No. 20 tahun 2003 bab XV tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan,
dinyatakan padapasal 54 ayat (1) bahwa : Peran serta masyarakat dalam
pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi
profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu pelayanan pendidikan; (2) Masyarakat dapat berperan
sertasebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.
Dengan menjamurnya layanan
PAUD tersebut, orang tua saat ini dapat bebas memilih mengikutsertakan
putra-putrinya pada satuan PAUD yang telah ada di tengah-tengah lingkungan
masyarakat, baik melalui satuan PAUD formal maupun non formal yang telah
ditentukan dalam undang-undang Sisdiknas. Sebagaimana dinyatakan pada pasal 28
ayat (3) bahwa : Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang
sederajat, dan ayat (4) PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok
bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), satuan PAUD sejenis (SPS).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PAUD Kasih
Ibu ditemukan bahwa masih banyak kendala yang berkaitan dengan pengerjaan
adminsitrasi pengelolaan kelas. Bertitik tolak dari permasalahan di atas maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan sekolah dengan judul Peningkatan
Kemampuan dalam Pengelolaan Administrasi Sekolah di PAUD Kasih Ibu melalui
Pelaksanaan Supervisi Manajerial Tahun ………
B. Identifikasi
Masalah
Dari hasil observasi yang dilaksanakan di PAUD Kasih Ibu Kecamatan Kapuas
Tengah Kabupaten Kapuas ditemukan beberapa masalah tentang pengelolaan
administrasi kelas, diantaranya:
1.
Hampir
semua guru di PAUD Kasih Ibu Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas tidak
mengerjakan administrasi di kelasnya masing-masing.
2.
Ketidaksesuaian
antara pengerjaan adminsitrasi pengelolaan kelas yang baku sesuai dengan
anturan dengan pelaksanaan di lapangan.
3.
kegiatan
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah tidak berjalan dengan efektif
sehingga berakibat pada rendahnya tingkat pelaksanaan pengelolaan administrasi
guru pada kelasnya masing-masing.
C. Analisis
Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka dapat dianalisis bahwa bahwa
penyebab rendahnya pengelolaan administrasi kelas oleh guru disebabkan oleh
faktor-faktor antara lain :
1.
Pemahaman
guru dalam pengelolaan administrasi kelas masih rendah
2.
Kurangnya
sosialisasi dalam pembinaan pengelolaan administrasi kelas masih rendah oleh
guru
3.
Motivasi
guru dalam kegiatan pengelolaan administrasi kelas masih rendah
D. Rumusan
Masalah
Dari analisis masalah sebagaimana dijelaskan di atas, maka
rumusan masalah dalam kegiatan peneltian ini adalah:
a. Bagaimana
upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam standar pengelolaan administrasi
guru kelas melalui supervisi manajerial pada PAUD Kasih Ibu Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas
b. Bagaimana
pelaksanaan supervisi manajerial
meningkatkan kemampuan guru dalam standar pengelolaan administrasi guru kelas
melalui supervisi manajerial di PAUD
Kasih Ibu Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas?
E. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan
kegiatan penelitian manajerial pada PAUD
Kasih Ibu Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas untuk :
1.
Meningkatkan
kemampuan guru dalam pengelolaan administrasi kelas
2.
Meningkatkan
pemahaman guru dalam kegiatan pengelolaan administrasi kelas
3.
Meningkatkan
motivasi guru dalam kegiatan pengelolaan administrasi
F. Manfaat
Penelitian
Pelaksanaan kegiatan penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat antara lain :
1.
Melalui supervisi akademik manajerial yang dilaksanakan
oleh pengawas sekolah dapat mengetahui bagaimana kemampuan guru khususnya pada
standar pengelolaan administrasi kelas.
2.
Dengan meningkatkanya kemampuan guru, maka guru mampu
melaksanakan pengelolaan administrasi kelas dengan baik.
3.
Pengelolaan administrasi kelas khususnya di PAUD Kasih Ibu Kecamatan Kapuas Tengah
Kabupaten Kapuas dapat meningkat dengan baik sehingga dapat dijadikan
percontohan bagi sekolah-sekolah lain.
4. Terjalinnya
kerja sama yang mutualisme antara kepala sekolah dan guru khususnya dalam
standar pengelolaan administrasi kelas dan administrasi kependidikan di sekolah
tersebut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata
mampu yang berarti kuasa (bisa,
sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan,
kecakapan, kekuatan (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1989: 552-553). Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu
untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. (Stephen P.
Robbins & Timonthy A. Judge, 2009: 57).
sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan,
kecakapan, kekuatan (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1989: 552-553). Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu
untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. (Stephen P.
Robbins & Timonthy A. Judge, 2009: 57).
Dari pengertian-pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam
menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam
tugas dalam suatu pekerjaan.
kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam
menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam
tugas dalam suatu pekerjaan.
Lebih lanjut, Stephen P.
Robbins & Timonthy A. Judge
(2009: 57-61) menyatakan bahwa kemampuan keseluruhan seorang
individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu :
(2009: 57-61) menyatakan bahwa kemampuan keseluruhan seorang
individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu :
a. Kemampuan Intelektual (Intelectual
Ability), merupakan kemampuan
yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental (berfikir,
menalar dan memecahkan masalah).
yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental (berfikir,
menalar dan memecahkan masalah).
b. Kemampuan Fisik (Physical Ability), merupakan
kemampuan
melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, ketrampilan,
kekuatan, dan karakteristik serupa.
melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, ketrampilan,
kekuatan, dan karakteristik serupa.
2. Administrasi Kelas
Kelas adalah sebuah ruang dilembaga pendidikan yang
merupakan wadah tempat terjadinya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada siswa sehingga
terjadilah perubahan tingkah laku. Agar pelaksanaan kegiatannya
berjalan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan pendataan terhadap seluruh
komponen pembelajaran untuk diolah, dan dilaporkan hasilnya kepada kepala
sekolah yaitu berupa administrasi kelas. Dengan administrasi / pengelolaan
kelas yang baik dan menarik dapat mendorong siswa untuk belajar dengan baik,
yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik pula, dan pada gilirannya dapat
meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal.
Administrasi kelas adalah segala
usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha
sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha
sadar itu mengarah pada pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi
proses belajar, mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan
dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai (Dirjen PAUD dan Dirjen
Dikdasmen 1996).
Kelas adalah
sebuah ruang dilembaga pendidikan yang merupakan wadah tempat terjadinya proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan
keterampilan kepada siswa sehingga terjadilah perubahan tingkah laku. Agar
pelaksanaan kegiatannya berjalan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan
pendataan terhadap seluruh komponen pembelajaran untuk diolah, dan dilaporkan
hasilnya kepada kepala sekolah yaitu berupa administrasi kelas. Dengan
administrasi/pengelolaan kelas yang baik dan menarik dapat mendorong siswa
untuk belajar dengan baik, yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik pula,
dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal.
Depdiknas (1995:11) menyebutkan 8 aspek pengelolaan
kelas, yaitu:
a.
Mengecek kehadiran siswa
b.
Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa, dan
menilai pekerjaan siswa tersebut.
c.
Pendistribusian bahan dan alat
d.
Mengumpulkan informasi dari siswa
e.
Mencatat data siswa
f.
Pemeliharaan asrip
g.
Menyampaikan materi pembelajaran
h.
Memberikan tugas/PR
3. Supervisi Manajerial
a. Pengertian
Supervisi Manajerial
Supervisi pada dasarnya diarahkan pada dua aspek,
yakni: supervisi akademis, dan supervisi manajerial. Supervisi akademis
menitikberatkan pada pengamatan supervisor terhadap kegiatan akademis, berupa
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Supervisi manajerial
menitikberatkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi
sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya
pembelajaran.
Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas
Sekolah/Madrasah (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009: 20) dinyatakan bahwa
supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan
sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas
sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian,
pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya
lainnya. Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas
sekolah/madrasah berperan sebagai: (1) kolaborator dan negosiator dalam proses
perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam
mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah, (3) pusat
informasi pengembangan mutu sekolah, dan (4) evaluator terhadap pemaknaan hasil
pengawasan.
b. Prinsip-Prinsip
Dan Metode Supervisi Manajerial
a. Prinsip-Prinsip
Supervisi Manajerial
Prinsip-prinsip supervisi manajerial pada
hakikatnya tidak berbeda dengan supervisi akademik, yaitu:
1)
Prinsip yang pertama dan utama dalam supervisi adalah
pengawas harus menjauhkan diri dari sifat otoriter, di mana ia bertindak
sebagai atasan dan kepala sekolah/guru sebagai bawahan.
2)
Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan
yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat
terbuka, kesetiakawanan, dan informal (Dodd, 1972).
3)
Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan.
Supervisi bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika
ada kesempatan (Alfonso dkk., 1981 dan Weingartner, 1973).
4)
Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh
mendominasi pelaksanaan supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis adalah
aktif dan kooperatif.
5)
Program supervisi harus integral. . Di dalam setiap
organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan
sama, yaitu tujuan pendidikan (Alfonso, dkk., 1981).
6)
Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus
mencakup keseluruhan aspek, karena hakikatnya suatu aspek pasti terkait dengan
aspek lainnya.
7)
Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah
sekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan guru.
8)
Supervisi harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan,
dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi harus obyektif. Obyektivitas
dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi itu harus disusun
berdasarkan persoalan dan kebutuhan nyata yang dihadapi sekolah.
b. Metode
Supervisi Manajerial
Apabila prinsip-prinsip supervisi manajerial
relatif sama dengan supervisi akademik, namun dalam metode terdapat perbedaan.
Hal ini dikarenakan fokus kedua hal tersebut berbeda. Berikut ini akan
diuraikan tentang beberapa metode supervisi manajerial, yaitu: monitoring dan
evaluasi, refleksi dan FGD, metode Delphi, dan Workshop.
1) Monitoring
dan Evaluasi
Metode utama yang harus dilakukan oleh pengawas
satuan pendidikan dalam supervisi manajerial tentu saja adalah monitoring dan
evaluasi.
2) Diskusi
Kelompok Terfokus (Focused Group Discussion)
Sesuai dengan paradigma baru manajemen sekolah
yaitu pember-dayaan dan partisipasi, maka judgement keberhasilan atau
kegagalan sebuah sekolah dalam melaksanakan program atau mencapai standar bukan
hanya menjadi otoritas pengawas. Hasil monitoring yang dilakukan pengawas
hendaknya disampaikan secara terbuka kepada pihak sekolah, terutama kepala
sekolah, komite sekolah dan guru. Secara bersama-sama pihak sekolah dapat
melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri faktor-faktor
penghambat serta pendukung yang selama ini mereka rasakan. Forum untuk ini
dapat berbentuk Focused Group Discussion (FGD), yang melibatkan
unsur-unsur stakeholder sekolah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat
dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dari FGD
adalah untuk menyatukan pandangan stakeholder mengenai realitas kondisi
(kekuatan dan kelemahan) sekolah, serta menentukan langkah-langkah strategis
maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan sekolah. Peran pengawas
dalam hal ini adalah sebagai fasilitator sekaligus menjadi narasumber apabila
diperlukan, untuk memberikan masukan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
3) Metode
Delphi
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas
dalam membantu pihak sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan
konsep MBS. Dalam merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) sebuah sekolah
harus memiliki rumusan visi, misi dan tujuan yang jelas dan
realistis yang digali dari kondisi sekolah, peserta didik, potensi daerah,
serta pandangan seluruh stakeholder.
4) Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu
metode yang dapat ditempuh pengawas dalam melakukan supervisi
manajerial. Metode ini tentunya bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa
kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan/atau perwakilan komite sekolah.
Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya,
dan dapat diselenggarakan bersama dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah,
Kelompok Kerja Pengawas Sekolah atau organisasi sejenis lainnya. Sebagai
contoh, pengawas dapat mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop tentang
pengembangan KTSP, sistem administrasi, peran serta masyarakat, sistem
penilaian dan sebagainya.
c. Pembinaan
Pengelolaan dan Administrasi Sekolah
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 19 Tahun 2007, maka pembinaan pengawas terhadap pengelolaan sekolah
hendaknya meliputi: (a) perencanaan program, (b) pelaksanaan rencana kerja, (c)
pengawasan dan evaluasi, (d) kepemimpinan, dan (e) sistem informasi manajemen.
Kelima hal ini dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.1. Unsur-unsur dalam
Pengelolaan Sekolah
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam
pengeleloaan sekolah terdapat tiga elemen pokok, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan serta evaluasi. Agar ketiga elemen tersebut
berjalan dengan baik, diperlukan adanya kepemimpinan yang memandu dan
mengarahkan, serta dukungan system informasi manajemen yang baik. Apabila
kelima komponen tersebut semuanya berjalan dengan baik di suatu sekolah, maka
dapat dipastikan sekolah tersebut akan berjalan dengan baik
B. Kerangka Berpikir
Kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik
secara kuantitas maupun kualitas. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Kualitas kinerja guru
meliputi beberapa hal pokok yang berkenaan dengan: (1) pengertian kinerja, (2)
kualitas kinerja guru, dan (3) ukuran kualitas kinerja guru. Kinerja adalah performance atau unjuk kerja. Kinerja
dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk
kerja. (LAN, 1992). Sementara itu menurut August W. Smith, Kinerja adalah performance is output derives from proceses,
human or therwise, yaitu kinerja adalah hasil dari suatu proses yang
dilakukan manusia. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
Kinerja merupakan suatu wujud perilaku sesorang atau organisasi dengan
orientasi prestasi. Supervisi dalam hal ini adalah mengenai tanggapan guru
terhadap pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh pengawas
sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja guru yaitu kualitas pengajaran.
Supervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan
profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan
tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien
Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh pengawas
sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap professional
guru. Sikap professional guru merupakan hal yang amat penting dalam memelihara
dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh pada perilaku
dan aktivitas keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih diwujudkan dalam
diri guru apabila institusi tempat ia bekerja memberi perhatian lebih banyak
pada pembinan, pembentukan, dan pengembangan sikap profesional
C. Hipotesis Tindakan
Dari penjelasan pada kerangka
berpikir sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesis tindakan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan
supervisi manajerial dapat meningkatkan kinerja guru dalam standar pengelolaan
administrasi guru kelas ................................
b. Supervisi
manajerial dapat meningkatkan kinerja guru dalam standar pengelolaan
administrasi guru kelas pada ..................................
Untuk mendapatkan file secara lengkap, terdiri dari Bagian Depan, Bab I, II, III, IV, V, Daftar Pustaka dan Lampiran2, silakan klik disini.
Terima kasih.