MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATERI GETARAN DAN GELOMBANG SISWA KELAS VIII-4
SMP MUHAMMADIYAH .....................
TAHUN 2013/2014
Diajukan
untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan Pangkat
............................... dst disesuaikan
.....................
NIP. .....................
SMP
MUHAMMADIYAH .....................
Jl. ...................................................................
20.....
LEMBAR PENGESAHAN
1. a. Judul Penelitian : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Materi Getaran dan Gelombang Siswa Kelas
VIII-4 SMP Muhammadiyah ..................... Tahun 2013/2014
b.
Bidang Ilmu : Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA)
c.
Kategori Penelitian : Teknik
Pembelajaran
d. Jenis Penelitian : Penelitian
Tindakan Kelas
2. Ketua
Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b.
NIP :
c. Pangkat / Golongan :
d. Jabatan :
e. Instansi :
SMP
Muhammadiyah .....................
f.
Tempat Penelitian : SMP Muhammadiyah .....................
3. Lama
Penelitian : 3 bulan (Bulan ……. sampai dengan Bulan ………. 20…..)
4. Sumber
Biaya : Swadaya
…………….,…………………….
Petugas Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah
……………………………..
NIP. …………………
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga kami penulis menyelesaikan penelitian
di SMP Muhammadiyah .....................
dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Materi Getaran dan
Gelombang Siswa Kelas VIII-4 SMP
Muhammadiyah ..................... Tahun
2013/2014” yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Penelitian disusun dalam rangka memenuhi penilaian
angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan pangkat dari golongan ……. ke …..
Pada kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang baik langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan
laporan ini, yaitu kepada yang terhormat:
1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
……………………..
2. Pengawas
SMP/MTs Dinas Pendidikan Kabupaten ……………………..
3. Kepala SMP Muhammadiyah ..................... yang telah memberikan Saran,
Ijin dan pertimbangan terhadap
pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
4. Bapak dan Ibu Guru SD SMP
Muhammadiyah ..................... yang telah membimbing dan memotivasi serta mengarahkan kami hingga kegiatan Program
Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
terselesaikan dengan lancar.
Akhir kata, penulis
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan penelitian ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
…………………………
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR
PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA
PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR
ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR
TABEL .............................................................................................. v
DAFTAR
GAMBAR ......................................................................................... vi
DAFTAR
LAMPIRAN...................................................................................... vii
ABSTRAK/RINGKASAN
................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ......................................................................
B.
Identifikasi Masalah .............................................................
C.
Rumusan Masalah .................................................................
D.
Tujuan Penelitian ..................................................................
E.
Manfaat Penelitian.................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Kajian Teori ..........................................................................
B.
Kerangka Pikir .....................................................................
C.
Hipotesis Tindakan ...............................................................
BAB III
METODOLODI PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................
B.
Subjek Penelitian ..................................................................
C.
Variabel Penelitian ................................................................
D.
Prosedur Penelitian ...............................................................
E.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................
F.
Teknik Analisis Data .............................................................
G.
Kriteria Keberhasilan.............................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian ....................................................................
B.
Pembahasan...........................................................................
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan ...........................................................................
B.
Saran .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil
Tes Formatif Kondisi Awal................................................
Tabel 4.2 Hasil
Observasi Motivasi Belajar Siswa Kondisi Awal...............
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa
Pada Tindakan Kelas Siklus I
Tabel 4.4 Proses
Belajar Siswa Secara Kelompok Pada Tindakan Kelas Siklus I
Tabel 4.5 Rekapitulasi
Hasil Tes Formatif Siklus Pertama .........................
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa
Pada Tindakan Kelas Siklus II
Tabel 4.7 Proses
Belajar Siswa Secara Kelompok Pada Tindakan Kelas Siklus I
Tabel 4.8 Rekapitulasi
Hasil Tes Formatif Siklus Pertama .........................
Tabel 4.9 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Temuan Awal, Siklus I
dan Siklus II
Tabel 4.8 Rekapitulasi
Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik
Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II
Gambar 4.2 Grafik
Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa
Pada Siklus I dan II
Gambar 4.3 Grafik
Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Motivasi Siswa Pada Siklus I dan II
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran 3 : Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Lampiran 6 : Daftar Hadir Siswa Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
Lampiran 7 : Daftar Hadir Peneliti dan Observer Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 8 : Data Hasil Tes Formatif Kondisi Awal, Siklus
I dan Siklus II
Lampiran 9 : Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi
Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 10 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 11 : Rekapitulasi Hasil Penilaian Kerja Kelompok Kondisi Awal, Siklus
I dan Siklus II
Lampiran 12 : Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 13 : Dokumentasi Pelaksanaan
Kegiatan Penelitian Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
ABSTRAK
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi getaran dan
gelombang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa?. Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada
materi Getaran dan Gelombang melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII-4 SMP
Muhammadiyah ..................... Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 34 siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah
teknik observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisa kualitatif yakni peneliti akan mendeskripsikan hasil olahan data
sesuai fakta dilapangan. Sedangkan analisa kuantitatif dilakukan dengan cara
mendistribusikan data dalam tabel dalam bentuk persentase. Hasil penelitian
membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa,
ini terbukti dari
hasil belajar yang
diberikan pada setiap
siklusnya mengalami peningkatan di mana pada siklus
I nilai rata-rata
yang diperoleh siswa
adalah 64,41 dan pada
siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 73,53 dengan ketuntasan secara klasikal 8 siswa atau 23,53% pada
kondisi awal, menjadi 16 siswa atau 47,06% pada siklus pertama dan 32 siswa
atau 94,12% pada siklus kedua. Penjelasan hasil belajar secara berkelompok
meningkat dari siklus pertama sebanyak 5 kelompok (71,43%) menjadi 100% atau 7
kelompok pada siklus kedua. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar
tentang materi getaran dan gelombang dapat ditingkatkan melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas VIII-4 SMP Muhammadiyah .....................
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kata Kunci: motivasi, hasil belajar, jigsaw
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal pada dasarnya bertujuan untuk mencerdaskan siswa melalui proses belajar
mengajar di kelas dan di sisi lain seorang guru memegang peran penting dalam
proses pelaksanaannya, selain itu seorang guru juga mempunyai tanggung jawab
untuk membantu berbagai kesulitan dan hambatan yang dialami oleh siswa dalam
proses belajar mengajar. Pada saat ini kita masih sering melihat model
pembelajaran yang masih konvensional. Ketika guru mengajar di kelas selalu
menempatkan diri sebagai pusat perhatian siswa. Disamping itu adanya kesan
bahwa kegiatan mengajar hanya sebagai alat untuk mengejar target kurikulum saja
dan untuk mendapatkan nilai akademik siswa. Sementara itu siswa dapat menguasai
atau tidak, bagi guru kurang mendapat perhatian yang utama.
Penerapan model pembelajaran yang
bersifat konvensional yang pada intinya guru lebih aktif di bandingkan dengan
siswa dapat menyebabkan kejenuhan bagi siswa itu sendiri karena guru hanya
menjelaskan materi pelajaran tanpa menggunakan berbagai macam keterampilan,
serta model pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran dan hasil belajar mengajar
tercapai, maka guru harus mampu mengorganisir semua komponen dalam
pembelajaran. Guru sebagai sumber belajar, sebagai fasilitator, sebagai
pengelola, sebagai demonstrator, sebagai pembimbing dan sebagai motivator dalam
meningkatkan hasil belajar siswa (Sanjaya 2006:32).
Uraian di atas menjelaskan bahwa guru
dituntut menggunakan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan
karakteristik materi dan karakteristik siswa. Proses pembelajaran biologi
khususnya, terdapat beberapa materi yang sulit dipahami oleh siswa, salah
satunya adalah materi tentang Getaran dan Gelombang .
Dari hasil observasi awal melalui
kegiatan evaluasi awal terhadap 34 siswa kelas VIII-4 SMP Muhammadiyah Palangka
Raya diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai tuntas berjumlah 8 orang (23,53%)
sedangkan yang mendapatkan nilai belum tuntas berjumlah 26 orang (76,47%).
Rendahnya hasil belajar siswa ini nampak pada hasil evaluasi harian yang
dilakukan oleh guru setelah menyampaikan materi pelajaran. Faktor penyebab
rendahnya hasil belajar siswa karena (1) kurangnya pemahaman siswa tentang
materi pelajaran yang disampaikan guru dan (2) cara guru menyampaikan materi
kurang menarik minat siswa untuk belajar.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya
hasil belajar siswa yakni (1) guru kurang menggunakan model pembelajaran yang
sesuai dengan materi, sehingga siswa sulit untuk menerima dan memahami materi
tersebut, (2) kurangnya kreativitas guru untuk menghidupkan kegiatan
pembelajaran di kelas. Sehubungan dengan hal di atas, maka guru harus dapat
menggunakan model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif
sehingga suasana belajar lebih menarik dan akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIII-4 SMP Muhammadiyah Palangka Raya tentang materi Getaran
dan Gelombang seperti model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini merupakan suatu metode pengajaran
dimana siswa belajar dalam kelompokkelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda serta memudahkan mereka untuk mengerti dan untuk mencari
pemahaman sendiri tentang materi yang dibelajarkan, khususnya untuk materi Getaran
dan Gelombang .
Diketahui model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw memiliki kelebihan
meningkatkan percaya diri tiap individu, pemahaman akan materi akan lebih
mendalam (Faiq, 2009:24). Salah satu di antaranya adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw. Menurut
Sunarto (2009:65) bahwa model pembelajaran Jigsaw
adalah teknik pembelajaran kooperatif dimana siswa, bukan guru, yang memiliki
tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari Jigsaw ini adalah mengembangkan kerja
tim, keterampilan belajar kooperatif, melatih siswa untuk lebih kreatif dalam
berpikir dan bisa kerjasama dalam kelompoknya, dan menguasai pengetahuan secara
mendalam.
Melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw diharapkan
hasil belajar tentang materi Getaran dan Gelombang pada siswa kelas VIII-4 SMP Muhammadiyah
Palangka Raya dapat ditingkatkan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan
melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan mengangkat judul penelitian
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi Getaran dan Gelombang di VIII-4 SMP Muhammadiyah Palangka Raya”.
B. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan uraian latar belakang
di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian tindakan
kelas ini yakni:
1. Rendahnya hasil belajar siswa tentang materi getaran dan gelombang di kelas VIII-4 SMP Muhammadiyah Palangka
Raya.
2. Kurangnya pemahaman siswa tentang materi pelajaran yang disampaikan
guru
3. Cara penyampaian materi yang diberikan guru kurang menarik minat
siswa untuk belajar
4. Guru kurang menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
materi
5. Kurangnya kreativitas guru untuk menghidupkan suasana lingkungan
kelas sehingga layak untuk proses pembelajaran.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah hasil belajar siswa kelas VIII-4 SMP Muhammadiyah Palangka
Raya tentang materi Getaran dan Gelombang
dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
2. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar
tentang materi getaran dan gelombang pada
siswa kelas VIII-4 SMP Muhammadiyah Palangka Raya?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi Getaran dan
Gelombang dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
2. Untuk mengetahui proses model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar
tentang materi sistem perncernaan .
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Membantu meningkatkan pemahaman siswa
pada materi Getaran dan Gelombang dan
meningkatkan partisipasi atau keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar
dan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
2. Bagi Guru
Sebagai informasi bagi guru untuk
memperbaiki dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar di kelas.
3. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam
merumuskan program pelaksanaan pembelajaran di sekolah guna memperbaiki mutu
dan kualitas pendidikan.
BAB II
KAJIAN
TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.
Kajian Teori
1. Hakikat Belajar dan Mengajar
a.
Pengertian
Belajar
Banyak definisi tentang belajar yang
telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut: (a) Garry dan
Kingsley mengatakan bahwa belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan; (b) Fanderzanden dan Pace
menjelaskan bahwa belajar ialah perubahan yang relatif permanent dalam tingkah
laku atau kemampuan yang merupakan hasil dari pengalaman.; (c) Belajar
merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama
periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses
pertumbuhan (Abdullah, 2011).
Skinner dalam Rizky (2005:6) berpendapat
bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif.
Menurut Mc Beach dalam Rizky (2005:6) bahwa belajar berarti membawa perubahan
dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan.
Dijelaskan lagi oleh Morgan (dalam Rizky, 2005:6) bahwa belajar merupakan
perubahan perilaku sebagai akibat belajar karena latihan (practice) atau
karena pengalaman (experience).
Menurut Fajar (2005:10) belajar adalah
merupakan suatu proses kegiatan aktif anak dalam membangun makna atau
pemahaman, maka anak perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukan proses
itu. artinya memberikan waktu yang cukup untuk berfikir ketika anak menghadapi
masalah sehingga anak mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya.
Sedangkan menurut Afifudin dan Mawardi (2008:114) belajar adalah merupakan
suatu proses yang menghasilkan adanya perubahan. Perubahan itulah yang kemudian
disebut sebagai “ciri khas perbuatan belajar”. Ciri khas perbuatan belajar
adalah adanya perubahan pada diri seseorang yang mana perubahan itu berupa
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, keterampilan, nilai-nilai sikap, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu dan lain
sebagainya.
Wahid (2006:16) mengatakan bahwa belajar
adalah proses perubahan. Perubahan-perubahan itu tidak hanya perubahan lahir
tetapi juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingkah lakunya yang nampak
tetapi dapat juga perubahan perubahan yang tidak diamati. Perubahan itu bukan
perubahan yang negatif tetapi perubahan yang positif, yaitu perubahan yang
menuju ke arah kemajuan atau ke arah perbaikan. Hal yang sama dinyatakan
belajar itu suatu proses yang benar benar bersifat internal, yang tidak dapat
dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang. (Purwanto
2005:85).
Ditambahkan pula oleh Santoso (2008:1)
bahwa belajar adalah sebagai proses untuk memiliki suatu pengetahuan. Dalam pengertian
ini belajar mengandaikan dua hal yaitu proses dan hasilnya. Proses diartikan
sebagai perubahan internal dalam diri individu, dan sebetulnya perubahan inilah
yang merupakan inti dari kegiatan belajar. Belajar adalah perubahan dalam
perilaku seseorang sebagai hasil dari pengalaman atau latihan. Menurut Sagala
(2003:61) bahwa seseorang dianggap telah belajar sesuatu, jika dia menunjukan
perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam bentuk sikap atau
perilaku, kebiasaan dan pengalaman, misalnya dari tidak sopan menjadi sopan,
dari tidak terampil menjadi terampil, dari tidak mengerti menjadi menjadi
mengerti.
Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2000:12) bahwa
“Belajar adalah suatu perilaku pada saat belajar maka responnya menjadi baik,
sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya akan menurun.” Dengan demikian
belajar merupakan perubahan perilaku individu atau seseorang yang disebabkan
oleh latihan yang berkesinambungan. Proses belajar mengajar merupakan kunci
keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan proses belajar
mengajar yang baik akan memberikan hasil belajar yang baik pula. Menurut
Sukmadinata (Sudrajat 2008:82) bahwa sebagian besar perkembangan individu
berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku
individu. Sedangkan menurut Yamin (2008:17) bahwa “Belajar merupakan proses
orang memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap.”
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yanga terjadi didalam
kepribadian seseorang. Perubahan itu berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, daya
pikir sebagai hasil pengalamannya sendiri berdasarkan interaksi dengan
lingkungannya. Jika didalam proses belajar tidak terdapat perubahan di dalam
diri siswa, maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut mengalami kegagalan di
dalam proses belajar.
b.
Mengajar
Menurut Burton (Sagala, 2003:61 ) bahwa
mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan dan dorongan
kepada siswa agar terjadi proses belajar mengajar.” Dalam proses belajar
mengajar, guru bukan semata-mata memberikan informasi melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar mengajar lebih
memadai. Dalam pembelajaran guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang
akan di ajarkan sebagai suatu pelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir
siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan
siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru (Sagala
2003:61).
Proses pembelajaran atau pengajaran di
kelas menurut Dunkin dan Biddle (Sagala, 2003:62) ada empat variabel interaksi
yaitu (1) Variabel pertanda berupa pendidik, (2) variabel konteks berupa siswa,
sekolah dan masyarakat, (3) Variabel proses berupa interaksi siswa dengan
pendidik, (4) Variabel produk berupa perkembangan siswa dalam jangka waktu
pendek maupun jangka waktu panjang. Sehubungan dengan uraian di atas dapat
dijelaskan bahwa kegiatan mengajar adalah upaya yang dilakukan guru untuk
memberikan informasi, pengarahan kepada siswa melalui fasilitas belajar
mengajar yang lebih memadai sehingga kemampuan siswa dalam pembelajaran lebih
meningkat.
2.
Hasil
Belajar
“Hasil belajar merupakan hal yang dapat
dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru” (Dimiyati dan Mudjiono,
1999:250). Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guru, hasil
belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran atau tercapainya tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, (Hamalik, 2006:30).
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu
dari segi kognitif, afektif dan psikomotor, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak jujur menjadi jujur.
Sudjana (2001:22) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Pendapat dimaksud adalah bahwa kegiatan
belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang akan turut menentukan
capaian hasil belajar siswa nantinya. Oleh karena itu, semakin baik kualitas
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar maka akan semakin baik pula hasil belajar
siswa. Sedangkan menurut Purwanto (2008:46) bahwa “Hasil belajar seringkali
digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai
bahan yang sudah digunakan”. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut
diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan
memenuhi syarat. Evaluasi dimaksud untuk melihat kembali apakah tujuan yang
ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung
efektif untuk memperoleh hasil belajar yang baik.
Menurut Sudjana (2001 :39) ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yang dikelompokkan menjadi dua
yaitu sebagai berikut :
a. Faktor Internal Faktor internal berasal dati dalam individu yang
belajar yang meliputi faktor fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis.
Faktor fisik misalnya keadaan badan lemah, sakit atau kurang fit dan
sebagainya, sedangkan faktor mental psikologis meliputi kecerdasan atau
intelegensi, minat, konsentrasi, ingatan, dorongan, rasa ingin tahu dan
sebagainya.
b. Faktor Eksternal Faktor ini berasal dari luar individu yang
belajar, meliputi faktor alam, fisik, lingkungan, sarana fisik, dan non fisik,
pengajar, serta model pembelajaran yang dipilih pengajar dalam menunjang proses
belajar mengajar.
3.
Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
a. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif atau cooperative
learning merupakan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk
bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.
Pembelajaran kooperatif lebih dari sekadar belajar kelompok atau kerja kelompok
karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat
kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan
hubungan yang bersifat interdependensi efektif di antara anggota kelompok.
Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang
apa yang dapat dilakukan oleh siswa untuk mencapai keberhasilan belajar
berdasarkan kemampuan diri secara individu dan sumbangan dari anggota kelompok
lain selama belajar bersama dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas
dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang
untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru (Slavin, 2009:4). Jadi
pembelajarn kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama
di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Chotimah (2009:3)
bahwa Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya: (1) siswa bekerja
dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis, (2) anggota dalam
kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan
tinggi, (3) jika memungkinkan masingmasing anggota kelompok kooperatif berbeda
suku, budaya, dan jenis kelamin, (4) sistem penghargaan yang berorientasi
kepada kelompok dari pada individu.
b.
2.1.2.2
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dikembangkan oleh Elliot Aronson dan
kolegannya. Pada dasarnya dalam model pembelajaran ini guru membagi satuan
informasi pembelajaran yang besar menjadi komponen komponen lebih kecil. Siswa
dikelompokan menjadi kelompok - kelompok kecil heterogen yang dinamakan
kelompok asal. Setiap siswa mempelajari materi pembelajaran yang menjadi bagiannya.
Setelah setiap anggota kelompok mampu mempelajari materi pembelajaran di
kelompok asal kemudian mereka bergabung mendiskusikan materi pembelajaran
sejenis di kelompok ahli. Kelompok ahli merupakan kelompok yang mempelajari
materi pembelajaran yang sama. Ciri khusus model pembelajaran ini adalah
dibentuknya kelompok asal dan kelompok ahli (Sanjaya, 2010:87).
Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok
ahli, kemudian mereka kembali ke kelompok asal untuk membelajarkan materi
pembelajaran kepada setiap anggota kelompok asal, sehingga setiap siswa
memahami semua materi pembelajaran. Kegiatan selanjutnya, yakni presentasi
kelas. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan guru bertindak sebagai fasilitator.
Kunci model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
adalah saling ketergantungan. Setiap siswa bergantung pada anggota kelompok
untuk menyediakan informasi yang diperlukan. Dalam hal penguasaan materi
pembelajaran yang lengkap dari setiap siswa dilakukan di kelompok ahli. Model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat dalam diri siswa bahwa mereka mampu
untuk menjadi sumber belajar bagi temannya (Chotimah, 2009:70).
c.
Kelebihan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Setiap model pembelajaran memiliki
kelebihan dan kelemahan. Menurut Chotimah (2009:71) bahwa kelebihan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
adalah sebagai berikut.
1) Siswa lebih dapat berkonsentrasi pada proses pembelajaran karena
materi pembelajaran yang ditugaskan terfokus.
2) Siswa tidak terlalu menggantungkan kepada guru, tetapi dapat
menambah kepercayaan, kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari
berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
3) Dapat mengembangkan kemampuan menggungkapkan ide atau gagasan
dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
4) Dapat membantu siswa respek pada orang lain dan menyadari akan
segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
5) Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung
jawab dalam belajar.
d.
Kelemahan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Kelemahan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw menurut Chotimah
(2009:72) adalah sebagai berikut.
1) Keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Dalam hal
ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali - kali
penerapan model ini.
2) Walaupun kemampuan kerjasama merupakan kemampuan yang sangat
penting bagi siswa, tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya
didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu, idealnya
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
selain siswa belajar bekerjasama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun
kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu, dalam model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw memang bukan
pekerjaan yang mudah.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tujuan dan tinjauan pustaka
dari penelitian ini, maka dapat
dikemukakan kerangka pikir dari efektivitas penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran menulis wacana di kelas VIII-4 SMP Muhammadiyah Palangka Raya. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw, yang merupakan alternatif pengajaran yang memberikan suasana baru dalam kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk saling berdiskusi. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan menciptakan kondisi yang kondusif, yang membutuhkan tanggung jawab individu untuk belajar lebih keras lagi agar bisa menghasilkan hasil yang optimal sesuai yang diharapkan. Dengan adanya metode kooperatif jigsaw diharapkan agar pembelajaran IPA materi Getaran dan Gelombang ini lebih efektif bagi siswa karena saling bekerja sama dalam tim dan bisa bertukar pikir dengan temannya.
dikemukakan kerangka pikir dari efektivitas penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran menulis wacana di kelas VIII-4 SMP Muhammadiyah Palangka Raya. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw, yang merupakan alternatif pengajaran yang memberikan suasana baru dalam kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk saling berdiskusi. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan menciptakan kondisi yang kondusif, yang membutuhkan tanggung jawab individu untuk belajar lebih keras lagi agar bisa menghasilkan hasil yang optimal sesuai yang diharapkan. Dengan adanya metode kooperatif jigsaw diharapkan agar pembelajaran IPA materi Getaran dan Gelombang ini lebih efektif bagi siswa karena saling bekerja sama dalam tim dan bisa bertukar pikir dengan temannya.
Berdasarkan uraian di atas metode
kooperatif tipe Jigsaw dimungkinkan termasuk salah satu dari sekian metode
mengajar yang baik untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar pada mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dengan metode ini guru dapat menggali
konsep dan pengetahuan dasar yang telah dimiliki oleh seorang siswa dan
membangunnya dalam suatu konsep pengetahuan yang benar. Pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kelompok. Dalam proses pembelajaran
kooperatif terjadi peristiwa pengajaran teman sebaya (peer teaching) yang
cenderung lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran oleh guru. Dalam
sistem pembelajaran kooperatif siswa berkesempatan untuk bekerja sama dengan
teman untuk mengembangkan diri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan setidaknya untuk mencapai tiga tujuan
dasar yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan
pengembangan ketrampilan sosial. Dalam pembelajaran kooperatif akan mendorong
siswa lebih berperan aktif dalam belajar dengan guru sebagai fasilitator
belajar sehingga hasil belajar akan lebih bermakna mendalam bagi siswa. Pada pembelajaran
konvensional, guru yang lebih berperan aktif sebagai sumber belajar dan siswa
hanya sebagai obyek pembelajaran yang cenderung bersifat pasif. Dengan metode
yang berbeda yaitu metode kooperatif tipe Jigsaw dan pembelajaran konvensional
seperti terurai di atas akan membawa prestasi siswa yang berbeda
C. Hipotesis
Berdasarkan teori di atas, maka
hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: jika materi Getaran
dan Gelombang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw maka hasil belajar siswa
akan meningkat.
Untuk mendapatkan file secara lengkap, terdiri dari Bagian Depan, Bab I, II, III, IV, V, Daftar Pustaka dan Lampiran2, silakan klik disini.
Terima kasih.