LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE
LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBELAJARAN PKN MATERI
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DALAM MENCAPAI KEMERDEKAAN SISWA KELAS
VII
SMPN 3 ........................
TAHUN 2013/2014
Diajukan
untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan
Pangkat
...............................
dst disesuaikan
Oleh :
………………………………
NIP.
………………………………..
SMPN 3 ........................
DINAS
PENDIDIKAN ............................. KABUPATEN ......................
Jln.
.........................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT., yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan taufik-Nya sehingga
Penelitian Tindakan Kelas, yang berjudul ” Penerapan
Model Cooperative Learning Tipe STAD
Untuk Meningkatkan Keberhasilan Pembelajaran PKN Materi Perjuangan bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaan Siswa Kelas VII SMPN 3 ........................
Tahun 2013/2014”, dapat disusun
sebagaimana mestinya.
Laporan Penelitian Tindakan Kelas Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kenaikan Pangkat …………………………………………. Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai
upaya meningkatkan kemampuan guru dalam pelaksanaan standar proses kegiatan
pembelajaran dengan pelaksanaan supervisi akademik. Selesainya pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini dilepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1.
....................., Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten .................
2. Kepala Sekolah
dan Seluruh Guru SMP Negeri
................................... Kecamatan ............ Kabupaten Gunung .............
3.
Teman-teman seprofesi yang
juga memberi masukan
dalam penyusunan laporan penelitian
tindakan sekolah ini.
4. Semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung
pelaksanaan PTK ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka pada kesempatan ini penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dari
segenap pembaca. Akhir kata penulis do’a kan semoga semua amal yang diberikan
mendapat imbalan dari Allah SWT, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin ya Rabbal Alamiin.
……………, ……….201..
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
1.
|
Judul Penelitian
|
Penerapan Model Cooperative
Learning Tipe STAD Untuk Meningkatkan Keberhasilan Pembelajaran PKN
Materi Perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan Siswa Kelas VII
SMPN 3 ........................ Tahun 2013/2014
|
2.
|
Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Pangkat. Golongan
d. Tempat Tugas
e. Kabupaten/Kota
f. Provinsi
g. Alamat Kantor
h. Telepon
|
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
|
3.
|
Lama Penelitian
|
….. bulan (…………
s.d ………… 201..)
|
4.
|
Sumber Dana
|
Swadaya
|
…………….,…………………….
Petugas Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Dinas Pendidikan Kepala Sekolah
Kabupaten ……………
……………………. ………………….
NIP.…………………….. NIP.……………………..
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE
LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBELAJARAN PKN MATERI
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DALAM MENCAPAI KEMERDEKAAN SISWA
KELAS VII
SMPN 3 ........................
TAHUN 2013/2014
Oleh
…………………………..
NIP. ………………
ABSTRAK
Rendahnya
hasil belajar dan minat belajar
PKN dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor yang
mendukung pelaksanaan pembelajaran
pada dasarnya sangat kompleks dan
bisa ditinjau dari berbagai aspek. Adapun hal yang paling mendasar dan menentukan terhadap
keberhasilan pembelajaran diantaranya sarana dan
prasarana yang memadai,
situasi dan kondisi
yang kondusif, faktor guru, faktor siswa, termasuk pemilihan dan
penggunaan model pembelajaran. Faktor utama yang akan dibahas adalah
peningkatan minat dan hasil belajar siswa dengan tujuan agar terdapat
peningkatan minat dan hasil belajar siswa hingga memenuhi batas minimal tuntas
belajar. Upaya perbaikan dengan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dengan dua siklus. Subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 3 ........................ dengan jumlah siswa sebanyak 16
siswa terdiri dari siswa laki-laki 8 siswa dan perempuan 8 siswa. Teknik
analisis data yang digunakan adalah model alur yang terekam dalam catatan
lapangan, yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara
bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada keadaan awal sebanyak 3 siswa (18,75%),
setelah dilaksanakan perbaikan dengan penerapan model cooperative learning tipe STAD pada siklus I meningkat menjadi 10
siswa atau 62,50% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 16 siswa atau
100%. Nilai rata-rata hasil pada kondisi awal sebesar 59,38 meningkat menjadi 66,25 pada siklus I dan pada akhir siklus
II meningkat menjadi 73,13. Hasil
observasi terhadap peningkatan minat menunjukkan peningkatan dari 7 siswa atau
43,75% menjadi 16 siswa atau 100% pada siklus kedua. Kesimpulannya adalah penerapan penerapan model cooperative learning tipe
STAD dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran PKn materi perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan di
Kelas VII SMPN 3 ........................ Tahun
2013/2014.
Kata
Kunci : cooperative learning, minat,
hasil, belajar
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
ABSTRAK......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................
B. Identifikasi Masalah ..............................................................
C. Analisis Masalah ....................................................................
D. Pembatasan Masalah ..............................................................
E. Rumusan Masalah ..................................................................
F. Tujuan Penelitian....................................................................
G. Manfaat Penelitian..................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...........................................................................
B. Kerangka Berpikir .................................................................
C. Hipotesis Tindakan ................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian....................................................................
B. Subjek Penelitian ...................................................................
C. Data dan Sumber Data...........................................................
D. Prosedur Pelaksanaan.............................................................
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
F.
Alat Pengumpul Data ............................................................
G. Validitas Data.........................................................................
H. Analisa Data ..........................................................................
I.
Indikator Kinerja....................................................................
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.......................................................................
B. Pembahasan............................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran dan Tindak Lanjut........................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 4.1 Hasil
Tes Formatif Kondisi Awal.............................................
Tabel 4.2 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Siklus I ..................................................................................................
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Minat Siswa Siklus I
Tabel 4.4 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Siklus II ..................................................................................................
Tabel 4.5 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Minat Siswa Siklus II
Tabel 4.6 Rekapitulasi
Nilai Hasil Tes Formatif Temuan Awal,
Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.7 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Temuan Awal, Siklus I
dan Siklus II
Tabel 4.8 Rekapitulasi
Peningkatan Minat Siswa pada Siklus I dan Siklus II
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Kerangka
Berpikir ....................................................................
Gambar 3.1 Daur
PTK dalam 2 Siklus (dimodifikasi dari Rusna Ristasa, Prayitno, 2006:46)
Gambar 4.1 Grafik
Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II
Gambar 4.2 Grafik
Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa
Pada Siklus I dan II
Gambar 4.5 Grafik
Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Minat Siswa Pada Siklus I dan II
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran
1 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran
2 : Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran
3 : Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran
4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Lampiran
5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Lampiran
6 : Daftar Hadir Siswa Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
Lampiran
7 : Daftar Hadir Peneliti dan Observer Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran
8 : Data Hasil Tes Formatif Kondisi Awal, Siklus
I dan Siklus II
Lampiran
9 : Lembar Observasi Peningkatan Motivasi Siswa
Dalam Kegiatan Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran
10 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses
Pembelajaran
Lampiran
11 : Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran
12 : Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada pasal
3 Undang-undang No. 20 th
2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan
bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan
proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.
Yang bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tuntutan karakteristik
pendidikan PKn sebagaimana oleh
KTSP masih jauh
dari yang dimaksudkan.
Implementasi KTSP lebih
terfokus pada pembenahan
jenis-jenis administrasi pembelajaran, sedangkan dalam
pelaksanaan KBM belum menunjukkan perubahan
yang sangat berarti.
Hal ini disebabkan
antara lain, pemberlakukan
KTSP belum disertai
dengan pelatihan bagi
guru-guru bagaimana
mengelola pembelajaran yang
sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Selain itu,
fasilitas pembelajaran PKN
seperti media dan
alat peraga, kualitas dan kuantitasnya tidak banyak berubah, yaitu
jauh dari memadai.
Hasil penelitian awal yang telah
peneliti lakukan masih terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan yang
terjadi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Perjuangan bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Harapan yang demikian itu nyata belum
bisa dipenuhi oleh seluruh siswa kelas VII SMPN 3 .........................
Hal ini dibuktikan dengan hanya tiga siswa yang mencapai
nilai standar KKM (70) ke atas dari 16 siswa atau 18,75%%, dengan minat belajar
siswa yang hanya mencapai angka 43,75% atau hanya 7 siswa dari 16 siswa serta
perolehan nilai rata-rata hasil belajar secara klasikal sebesar 59,38. Rendahnya
hasil belajar dan minat belajar
PKN dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor yang
mendukung pelaksanaan pembelajaran
pada dasarnya sangat kompleks dan
bisa ditinjau dari berbagai aspek. Adapun hal yang paling mendasar dan menentukan terhadap
keberhasilan pembelajaran diantaranya sarana dan
prasarana yang memadai,
situasi dan kondisi
yang kondusif, faktor guru, faktor siswa, termasuk pemilihan dan
penggunaan model pembelajaran.
Diantara
berbagai model pembelajaran, satu
diantaranya adalah model cooperative learning tipe STAD, yaitu
pembelajaran berkelompok dimana siswa dapat saling membantu dalam proses pembelajaran sehingga
siswa yang kurang dapat dibantu oleh teman
kelompoknya selain oleh
guru sebagai pembimbing.
Model ini memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara
bersama-sama atau gotong
royong sehingga makna
kebersamaan sangat dominan.
Selain itu, model ini dapat
mengaktifkan siswa dalam
belajar karena siswa
didorong untuk mengemukakan
pendapat atau menyanggah berbagai masalah
yang diajukan oleh rekan
sekelompoknya.
B. Identifikasi Masalah
Upaya untuk mengatasi hal
sebagaimana uraian di atas, peneliti mencoba berkolaborasi dengan kepala
sekolah, rekan sejawat. Dari hasil diskusi dapat teridentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut :
a.
Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
guru tidak kondusif, dalam arti tidak memberikan kesan menyenangkan siswa saat
dibelajari materi pembelajaran.
b.
Pemilihan metode pembelajaran yang
kurang tepat adalah yang menjadi pemicu perilaku guru saat mempelajari siswa
hingga tidak banyak berbuat sesuatu demi keberhasilannya.
c.
Kreativitas siswa untuk menanyakan
sesuatu kepada guru sama sekali tidak muncul.
d.
Sebagian besar siswa mengalami kesulitan
pada saat proses mempelajari materi ajar, dan ini telah menyebabkan mereka
tidak tuntas belajar karena kekurang tepatan pemilihan metode pembelajaran
e.
Penjelasan materi terlalu cepat,
sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
f.
Ketidakaktifan siswa dalam proses
pembelajaran dan penemuan informasi pada saat proses pembelajaran berlansung.
C. Analisis Masalah
Melalui refleksi diri, kaji literatur, dan diskusi dengan
supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat dapat diketahui bahwa faktor
penyebab rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran, dan
rendahnya hasil belajar serta minat belajar siswa adalah :
a.
Model pembelajaran yang diambil tidak
tepat sehingga guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif
dan kreatif.
b.
Guru tidak melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi.
c.
Guru tidak mampu membaca situasi dan
kondisi pada saat pembelajaran berlangsung.
d.
Guru dapat menciptakan kondisi
pembelajaran yang lebih aktif.
e.
Metode penyajian materi yang digunakan
guru tidak sesuai dengan karakteristik dan tahap perkembangan siswa.
f.
Guru kurang mampu mengelola kelas dan
ini berdampak pada proses edukatif yang diharapkan kurang berhasil
Melihat kondisi awal sebagaimana tersebut di atas, maka
peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa dapat
tercapai dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran PKN materi Perjuangan
bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
Adapun prioritas masalah yang menjadi tujuan perbaikan
proses pembelajaran adalah :
a.
Memperbaiki proses pembelajaran PKN materi Perjuangan bangsa Indonesia dalam
mencapai kemerdekaan dengan menggunakan strategi Cooperative Learning tipe
STAD.
b.
Meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa belajar sehingga tingkat ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
Atas dasar itu peneliti merasa terpanggil untuk
melakukan upaya perbaikan, karena jika hal tersebut dibiarkan maka tidak menutup
kemungkinan akan menjadi sumber utama penyebab turunnya hasil dan motivasi
belajar siswa saat mempelajari materi pembelajaran selanjutnya. Seiring dengan
menurunnya motivasi belajar siswa berarti pula pada menurunnya kualitas
belajar. Sebelum hal ini terjadi pada siswa, akan lebih baiknya jika diupayakan segera solusi alternatif dari persoalan tersebut dengan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan menggunakan strategi Cooperative
Learning tipe STAD pada mata pelajaran PKN materi Perjuangan bangsa Indonesia
dalam mencapai kemerdekaan dengan harapan dapat
meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa kelas VII SMPN 3 .........................
D. Pembatasan Masalah
Untuk mengefektifkan proses penelitian, peneliti memberikan
batasan pengkajian sebagai berikut.
1. Penelitian
ini hanya dilaksanakan untuk materi pembelajaran PKN materi peranan tokoh-tokoh proklamasi kemerdekaan
dengan menerapkan model cooperative
leraning tipe STAD yang terangkum dalam suatu penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research) siswa kelas VII SMPN 3 .........................
2.
Target penelitian diarahkan pada siswa kelas VII SMPN 3 ........................
E. Rumusan Masalah
1. Apakah dengan menggunakan strategi Cooperative Learning tipe
STAD dapat
meningkatkan minat siswa kelas VII SMPN 3 ........................ mata
pelajaran PKN materi Perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan?
2. Apakah dengan menggunakan strategi Cooperative Learning tipe
STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 3 ........................ mata
pelajaran PKN materi Perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan ?
F. Tujuan Penelitian
Upaya melakukan penelitian perbaikan pembelajaran ini tidak lepas dari
tujuan yang diharapkan, yaitu sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa mata kelas
VII SMPN 3 ........................ pelajaran PKN
materi Perjuangan
bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan setelah menggunakan
strategi Cooperative
Learning tipe STAD
2.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas
VII SMPN 3 ........................ mata
pelajaran PKN materi Perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan setelah menggunakan strategi Cooperative Learning tipe
STAD.
G. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis :
- Manfaat Teoritis
Melalui
kegiatan penelitian ini
diperoleh alat dan
teknik penunjang yang lebih realistis dan aplikatif untuk
keperluan optimalisasi penggunaan model Cooperative
Learning tipe STAD pada kelas dan mata pelajaran yang berbeda.
- Manfaat Praktis
a.
Siswa dapat
meningkatkan aktivitas, kreativitas, dan hasil belajar menjadi lebih baik
daripada sebelumnya, serta menumbuhkembangkan sikap kritisnya terhadap
aktivitas, kreativitas, dan hasil belajar yang telah diperolehnya.
b.
Guru dapat
memperbaiki kinerjanya secara profesional, karena itu rasa percaya dirinya akan
meningkat dan ikut serta berperan aktif dalam rangka mengembangkan inovasi
pembelajaran khususnya untuk bidang studi PKN pada tingkat Sekolah Menengah
Pertama.
c.
Membantu
sekolah untuk terus berkembang karena adanya peningkatan kemampuan pada diri
guru dan siswa yang menunjukkan lebih unggul baik dari segi kuantitas maupun
kualitas dari sekolah lain.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Pembelajaran PKn Materi Perjuangan
bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan
a.
Tinjauan mengenai Pendidikan
Kewarganegaraan
Dalam tinjauan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan akan dijelaskan
beberapa pengertian mengenai Pendidikan Kewarganegaraan, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
dan ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan. Untuk itu penjelasan mengenai
pengertian Pendidikan Kewarganegaraanakan diuraikan sebagai berikut.
1) Pengertian
Pendidikan Kewarganegaraan
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Kemudian menurut Azis Wahab (Cholisin, 2000:18) menyatakan bahwa
PKn ialah media pengajaran yang meng-Indonesiakan para siswa secara sadar,
cerdas, dan penuh tanggung jawab. Karena itu, program PKn memuat konsep-konsep
umum ketatanegaraan, politik dan hukum negara, serta teori umum yang lain yang
cocok dengan target tersebut.
Berbeda dengan pendapat di atas pendidikan kewarganegaraan
diartikan sebagai penyiapan generasi muda (siswa) untuk menjadi warga negara
yang memiliki pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi
aktif dalam masyarakatnya (Samsuri, 2011: 28).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran yang merupakan satu
rangkaian proses untuk mengarahkan peserta didik menjadi warga negara yang
berkarakter bangsa Indonesia, cerdas, terampil, dan bertanggungjawab sehingga
dapat berperan aktif dalam masyarakat sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD
1945.
2)
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan diatur dalam Permendiknas Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Tujuannya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a) Berpartisipasi secara
aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti-korupsi.
b) Berpikir secara kritis,
rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
c) Berkembang secara positif
dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d) Berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat dikemukakan tujuan Pendidikan
Kewaranegaran dapat diartikan sebagai mata pelajaran yang fokus pada
pembentukan warga negara yang memiliki keterampilan intelektual, ketrampilan
berpartisipasi dalam setiap kegiatan kewarganegaraan dan memiliki karakter
kewarganegaraan yang kuat sehingga menjadikan warga negara yang cerdas dan
berkarakter.
3)
Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan diatur dalam Permendiknas
No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Ruang Lingkup mata pelajaran PKn untuk pendidikan dasar dan menengah secara
umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a) Persatuan dan kesatuan
bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan
sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
b) Norma, hukum dan
peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah,
norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum
dan peradilan internasional.
c) Hak Asasi Manusia,
meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat,
instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan penghormatan dan
perlindungan HAM.
d) Kebutuhan warga negara,
meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai masyarakat, kebebasan
berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama,
prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.
e) Konstitusi negara,
meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,
konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara
dengan konstitusi.
f) Kekuasaan dan politik,
meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi,
pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat
demokrasi.
g) Pancasila, meliputi,
kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan
pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka.
h) Globalisasi, meliputi: globalisasi
di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi,
hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi
globalisasi.
Berdasarkan ruang lingkup PKn di atas, diketahui bahwa materi yang
ada dalam PKn terdiri dari diantaranya tentang materi nilai-nilai, norma dan
peraturan hukum yang mengatur perilaku warga negara, sehingga diharapkan
peserta didik dapat mengamalkan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari
menjadi karakter pribadi yang melekat pada setiap individu peserta didik.
b.
Pengertian Belajar
Menurut
Herman Hudoyo (Irman.
2010:7) belajar adalah
suatu proses mendapat
pengetahuan atau pengalaman
sehingga mengubah tingkah
laku. Melalui proses belajar
maka seseorang akan mengalami
perubahan yang kompleks. Perubahan
dapat terjadi pada
tingkah laku, penambahan pengetahuan, sikap, keterampilan,
serta kecakapan.
Menurut
Piaget (dalam Helena 2004:3) manusia
tumbuh, beradaptasi dan
berubah melalui perkembangan fisik,
perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional dan perkembangan kognitif.
Perkembangan kognitif sebagian besar
bergantung kepada seberapa
jauh anak memanipulasi
dan aktif dalam berinteraksi sebagian besar dengan
lingkungannya.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa
pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata,
1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Belajar
sangat ditentukan oleh
kondisi dan lingkungan,
namun paling besar ditentukan oleh
lingkungan individu itu sendiri yang mencakup rumah, letak geografis
dan fisik sekolah
serta berbagi lingkungan
social lainnya. Selain itu
proses belajar ditandai
dengan perubahan tingkah
laku secara keseluruhan, dari
yang paling sederhana
yang bersifat reflektif
sampai ke yang paling kompleks
yang bersifat pemecahan masalah.
Dalam
keseluruhan proses pendidikan
disekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang
paling pokok. Ini
berarti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar
yang dialami oleh
siswa sebagai anak
didik (Slameto.
2003:45). Belajar itu
sendiri adalah suatu perubahan
dalam perilaku, keterangan,
pengetahuan, pemahaman, sikap,
keterampilan atau kemampuan
yang dapat dipertahankan
dan tidak dapat
dianggap berasal dari
pertumbuhan jasmaniah atau
pengembangan pola-pola perilaku
yang terwariskan.
c.
Minat Belajar
Lingkungan
sebagai sumber belajar
adalah system kondisional
yang mempengaruhi tingkah
laku individu yang
dapat membangkitkan minat
siswa dalam belajarnya. Adapun
pengertian mengenai minat antara lain : Minat adalah
kecenderungan hati yang
tinggi terhadap sesuatu
(Kamus Besar Bahasa Indonesia
1989). Pendapat lain menurut Sudjana
(1991: 24) “ minat berasal dari
pengalaman yang dilakukan
sesuatu yang menarik
akan mendatangkan kesenangan
yang sangat besar
pengaruhnya pada diri
sendiri sehinga timbul keingintahuan yang mendalam”.
Menurut Hilgard (1997 :19) memberi rumusan pengertian
tentang minat sebagai berikut: “Interest
is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”
yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan.
Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan
diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka
dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk
tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi Suryabrata,
1988 :109). Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang
terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih
memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk
memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Indikator-indikator minat belajar siswa terdiri dari:
adanya perhatian, adanya ketertarikan, dan rasa senang. Indikator adanya
perhatian dijabarkan menjadi tiga bagian yaitu: perhatian terhadap bahan
pelajaran, memahami materi pelajaran dan menyelesaikan soal-soal pelajaran.
Ketertarikan dibedakan menjadi ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan untuk
menyelesaikan soal-soal pelajaran. Rasa senang meliputi rasa senang mengetahui
bahan belajar, memehami bahan belajar, dan kemampuan menyelesaikan soal-soal.
d.
Hasil Belajar
Belajar dan mengajar
merupakan konsep yang
tidak bisa dipisahkan.
Belajar merujuk pada
apa yang harus
dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar, sedangkan
mengajar marujuk pada apa yang seharusnya
dilakukan seorang guru sebagai pengajar.
Dua konsep
belajar mengajar yang
dilakukan oleh siswa
dan guru terpadu
dalam satu kegiatan.
Diantara keduannya itu
terjadi interaksi dengan
guru. Kemampuan yang
dimiliki siswa dari
proses belajar mengajar
saja harus bisa
mendapatkan hasil bisa
juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang
lain sebagai pengajar.
Oleh karena itu
hasil belajar yang
dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang
siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya (Sudjana,
2004 : 22).
Sedangkan menurut Horwart
Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan
kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan,
(3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan keterampilan,
sikap dan keterampilan
yang diperoleh siswa setelah ia
menerima perlakuan yang
diberikan oleh guru
sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam
kehidupan sehari-hari.
e.
Model Pembelajaran
Model
pembelajaran merupakan suatu
perencanaan atau suatu
pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalam buku- buku ,
film, computer, kurikulum dan lain-lain
(Joyce, 1992:4 ).
Selanjutnya Joyce menyatakan
bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan
kita ke dalam
mendesain pembelajaran untuk
membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Adapun Soekamto, dkk (dalam Nurulwati,2000: 20)
mengemukakan maksud dari model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik
dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar. Dengan demikian aktivitas pembelajaran
benar-benar merupakan kegiatan
bertujuan yang tertata secara sistematik.
2. Model Cooperative Learning
a.
Pengertian Coopertive Learning
Model Coopertive Learning atau
model pembelajaran gotong
royong ini didasari
oleh falsafah homo
homoni socius, yang
menekankan manusia adalah makhluk
sosial. Ini mengandung
arti, kerja sama
merupakan kebutuhan sangat penting
bagi kelangsungan hidup
manusia. Model Coopertive
Learning menekankan pada pemberian kesempatan
belajar yang lebih
luas dan suasana yang
kondusif kepada siswa
untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan-keterampilan
sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya
di masyarakat.
Coopertive
Learning ini dianggap
perlu dalam pendidikan, karena
tidak setiap orang
bisa dan mampu
bekerja sama. Tidak
ada seorang pun
yang sejak lahir
mempunyai kemampuan untuk
bekerja sama dengan
baik. Kemampuan itu harus dipelajari.
Ini termasuk yang
disebut dengan social-skill
atau kecakapan hidup
bermasyarakat. Melalui belajar
bekerja sama akan
muncul berbagai sikap sosial yang
positif, di antaranya
saling menghargai dan
menghormati, toleransi, tenggang rasa, kemampuan mengendalikan emosi,
kesediaan untuk saling berbagi (take and
give).
Terdapat beberapa definisi pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning yang dikemukakan oleh beberapa ahli
pendidikan sebagai berikut :
1)
Davidson dan Korl (Sutardi dkk, 2007:
57), mendefinisikan bahwa “Pembelajaran kooperatif
(Coopertive Learning) ialah
kegiatan yang berlangsung
di lingkungan belajar
siswa dalam kelompok
kecil yang saling berbagi
ide-ide dan bekerja
secara kolaboratif untuk
memecahkan masalah- masalah yang
ada dalam tugas mereka ”.
2)
Karli dan Margaretha (2004: 47)
menjelaskan bahwa “Model belajar kooperatif
adalah suatu strategi
belajar mengajar yang menekankan
pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang
teratur dalam kelompok yang terdiri atas
dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah ”.
3)
Sedangkan menurut Sanjaya (2006:
240) “Pembelajaran kooperatif
(Coopertive Learning) merupakan
model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan
tim kecil, yaitu antara empat
sampai enam orang
yang mempunyai latar
belakang akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda”. Melalui beberapa
pendapat di atas
dapat ditarik kesimpulan
bahwa yang dimaksud
dengan model Coopertive
Learning adalah cara
belajar bersama sama dalam
sebuah kelompok heterogen
yang terdiri atas
dua orang atau
lebih yang saling
membantu antar satu
dengan yang lainnya
untuk membahas dan menyelesaikan
tugas atau memecahkan masalah.
b.
Prinsip Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif
atau Cooperative Learning
setidaknya memiliki lima prinsip yaitu:
1)
Belajar siswa aktif ( student active
learning )
Proses pembelajaran berpusat
pada siswa, aktivitas
belajar lebih dominan oleh
siswa, pengetahuan yang
dibangun dan ditemukan
adalah belajar bersama-sama
dengan anggota kelompok
sampai masing-masing siswa
memahami materi pembelajaran dan diakhiri dengan membuat
laporan kelompok dan individual.
2)
Belajar bekerjasama (Cooperative Learning)
Proses
pembelajaran dilalui dengan
bekerjasama dalam kelompok
untuk membangun pengetahuan
yang tengah dipelajari.
Prinsip pembelajaran inilah yang
melandasi keberhasilan penerapan
model Coopertive Learning. Seluruh
siswa
terlibat secara aktif
dalam kelompok untuk
melakukan diskusi, memecahkan
masalah dan mengujinya
secara bersama. Pengetahuan
yang diperoleh hasil kerjasama
diyakini lebih bernilai permanen.
3)
Pembelajaran Parsipatorik
(Participatoric learning)
Melaui model pembelajaran ini, siswa belajar dengan
melakukan sesuatu atau learning by
doing secara bersama-sama
untuk menemukan dan
membangun pengetahuan yang
menjadi tujuan pembelajaran.
4)
Mengajar Reaktif (Reactive teaching)
Motivasi
siswa dapat dibangkitkan
jika guru mampu
menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan dan
menarik serta dapat
meyakinkan siswanya akan manfaat
pelajaran untuk masa depan mereka.
5)
Pembelajaran yang menyenangkan ( Joyfull
leraning)
Pembelajaran yang menyenangkan harus dimulai dari sikap
dan perilaku guru di luar mapun di dalam
kelas.
c.
Tujuan Cooperative Learning
Model Cooperative
Learning berbeda dengan pengajaran langsung atau direct learning.
Model ini disamping
dikembangkan untuk mencapai
hasil belajar akademik juga efektif untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa serta mengajarkan
kepada siswa keterampilan
bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan
ini sangat penting
untuk membekali siswa
kelak untuk hidup di
masyarakat yang
banyak berhubungan dengan
orang dewasa dan
dalam kegiatan berorganisasi yang penuh saling ketergantungan
satu sama lain, apalagi mengingat keragaman
budaya yang semakin cepat berkembang.
Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai setidak
– tidaknya tiga tujuan
pembelajaran penting, yaitu
hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial.
Efek penting yang pertama
pembelajaran kooperatif bertujuan
untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik.
Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini
unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep
yang sulit.
Di samping mengubah
norma yang berhubungan
dengan hasil belajar,
pembelajaran kooperatif dapat
memberikan keuntungan baik
pada siswa kelompok
bawah maupun kelompok
atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas
akademik. Siswa kelompok
atas akan menjadi
tutor bagi
siswa kelompok bawah,
jadi memperoleh bantuan
khusus dari teman
sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
d.
Unsur-unsur dan Karakteristik Cooperative Learning
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1)
Siswa dalam kelompoknya harus merasakan
bahwa mereka sama.
2)
Siswa
bertanggung jawab atas
segala sesuatu di
dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
3)
Siswa
harus melihat bahwa
semua anggota di
dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4)
Siswa
harus membagi tugas
dan tanggung jawab
yang sama diantara anggota kelompoknya.
5)
Siswa
akan dievaluasi atau
diberikan penghargaan yang
juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
6)
Siswa
berbagi kepemimpinan dan
mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7)
Siswa akan diminta mempertangung
jawabkan secara individu materi yang ditangani
dalam kelompok kooperatif.
Beberapa karakteristik model pembelajaran kooperatif, antara lain :
1)
Individual Acountability
atau tanggung jawab
individu yaitu :
bahwa setiap individu
dan dalam kelompok
mempunyai tanggung jawab
untuk menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi kelompok
secara tuntas, sehingga
keberhasilan kelompok sangat
ditentukan oleh tanggung
jawab setiap anggota.
2)
Social Skills, meliputi seluruh hidup
sosial, kepekaan sosial dan mendidik siswa
untuk menumbuhkan pengekangan diri demi kepentingan kelompok.
3)
Positve
Interdependence yaitu sifat
yang menunjukan saling
ketergantungan satu terhadap
yang lainnya didalam
kelompok secara positif.
4)
Group
Processing, proses perolehan
jawaban permasalahan dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama. (Karli dan
Margaretha, 2004: 49).
3.
Cooperative
Learning Teknik STAD
Salah satu model
pembelajaran kooperatif adalah
model Student Team Achievement Divisions
(STAD). STAD adalah
salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang
sederhana. Model pembelajaran
Coopertive Learning Tipe STAD adalah
model pembelajaran dengan
strategi kelompok belajar
yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang heterogen dari
kemampuan belajarnya, ada siswa yang kemampuan
belajarnya tinggi, sedang maupun rendah.
Dalam
kelompok tersebut ada
tanggung jawab bersama,
jadi setiap anggota aling
membantu untuk menutupi
kekurangan temannya. Ada
proses diskusi, saling bertukar
pendapat, menghargai pendapat,pembelajaran teman
sebaya. kepemimpinan dalam mengatur
pembelajaran di kelompoknya
sehingga yang terjalin
adalah hubungan positif.
Guru menyajikan pelajaran
kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa
seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya seluruh siswa
diberi kuis tentang
materi itu dengan
catatan saat kuis
mereka tidak boleh
saling membantu. Tipe
pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPS.
Keunggulan dari metode
pembelajaran kooperatif teknik
STAD adalah adanya
kerja sama dalam
kelompok dan dalam
menentukan keberhasilan kelompok
tergantung keberhasilan individu,
sehingga setiap anggota
kelompok tidak bisa
menggantungkan pada anggota
yang lain. Pembelajaran
kooperatif teknik STAD menekankan
pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi
saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1)
Guru memberikan penjelasan
Jelasnya
guru menerangkan (ekspositori)
materi baru, memberi
contoh cara mengerjakan soal baru, meragakan keterampilan
baru dsb.
2)
Murid belajar dalam tim atau kelompok
Dalam tim atau kelompok itu murid-murid secara
bersama memperdalam atau memperluas materi
pelajaran, atau “menderes”
(mengulang menghapalkan) materi
pelajaran), atau berlatih
bersama-sama (bekerja sama)
mengerjakan soal-soal (“quiz
latihan,” LKS, dsb.). Jadi, untuk tahap kedua STAD itu (kerja tim)
guru harus menyediakan
tugas yang harus
dikerjakan oleh semua kelompok. Misalnya
murid bersama-sama berlatih
menghitung luas segi
tiga dengan ukuran yang
berbeda-beda yang sudah disediakan guru.
3)
Tes akhir sesi
Pada
akhir “sesi,” bisa
akhir satu pertemuan,
dua pertemuan, atau
tiga pertemuan, tergantung
pada isi pokok
bahasan atau materi
pelajaran, dan perkiraan
siswa dapat menangkap
atau menguasai pelajaran,
diadakanlah tes individual, dengan “quiz tes,” misalnya. Dalam
tes ini tentu tidak ada lagi kerja sama.
4)
Penilaian dan pemberian
penghargaan.
Tes
akhir sesi dikoreksi
(dinilai) guru untuk
nantinya diberitahukan kepada
seluruh siswa. Ada
pemberian bonus atau
penghargaan (tidak harus
selalu berupa materi) kepada tim
terbaik. Model Coopertive Learning teknik
STAD menitikberatkan pada
kerjasama dalam satu kelompok
untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.
4.
Strategi Cooperative Learning Teknik STAD dalam
Pelaksanaan Pembelajaran PKn Materi Perjuangan
bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
Penerapan cooperative
learning teknik STAD pada pembelajaran PKn dimulai dengan melakukan kolaborasi
dengan pihak-pihak yang berkompeten. Guru
hendaknya bersedia membuka kelas untuk diamati yaitu: proses pembelajaran yang
dilakukan diamati oleh guru lain, bahkan oleh orang tua siswa dan masyarakat.
Kolaborasi itu dilaksanakan sejak melaksanakan perencanaan (plan) yaitu menyusun rencana pembelajaran
(RP), melakukan pembelajaran (do)
yang diamati oleh pengamat (see) dan
diakhiri dengan melakukan refleksi untuk mendapatkan masukan dalam rangka
peningkatan pembelajaran lebih lanjut. Kegiatan plan, do, see dan refleksi
ini dikenal sebagai Lesson Study.
Siswa-siswa sebelumnya sudah mencari informasi
tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan, dan berdasarkan
informasi yang dia dapat mereka berdiskusi dalam kelompok. Dalam kegiatan diskusi para siswa diharapkan dapat
memecahkan masalah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan, yang
sebelumnya tidak mereka pahami menjadi lebih mereka pahami. Kegiatan
selanjutnya adalah melaksanakan diskusi, dengan pelaksanaan diskusi para siswa
diahrapkan dapat menghargai pendapat/kemampuan teman sehingga terjadi hubungan
antar teman yang saling menghargai, dan pada akhir kegiatan para siswa
diharapkan dapat menemukan sendiri
masalah baru dan berusaha memecahkan masalah baru tentang perjuangan bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
Guru membuat siswa berkelompok agar siswa dapat
meneliti diri sendiri, dan guru harus mengamati/mengikuti proses berfikir
setiap siswa, misalnya siswa sedang dalam tahapan seperti apa, apa kesulitan
siswa.. Guru harus mempunyai kemampuan untuk menangkap hal yang tak
terungkapkan siswa, yang terpenting guru
tidak menggurui tetapi harus mampu menghubungkan proses pembelajaran setiap
siswa agar saling belajar. Jadi keahlian seorang guru bukan terletak pada
kemampuan untuk mengajar sesuatu, tetapi pada kemampuan mendorong setiap siswa
agar dapat belajar dengan siswa lain.
B. Kerangka Berpikir
Rendahnya hasil
belajar dan minat belajar PKn materi
tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dipengaruhi
oleh berbagai faktor.
Faktor yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran pada dasarnya
sangat kompleks dan bisa ditinjau dari berbagai aspek. Adapun hal yang paling mendasar dan menentukan terhadap
keberhasilan pembelajaran diantaranya sarana dan
prasarana yang memadai,
situasi dan kondisi
yang kondusif, faktor guru, faktor siswa, termasuk pemilihan dan
penggunaan model pembelajaran.
Sebagai upaya perbaikan maka perlu pemilihan
dan penggunaan model pembelajaran yang tepat agar pelaksanaan pembelajaran
dapat berjalan dengan baik. Di antara
berbagai model pembelajaran,
satu diantaranya adalah
model cooperative learning tipe STAD, yaitu pembelajaran berkelompok
dimana siswa dapat saling membantu dalam
proses pembelajaran sehingga siswa yang kurang dapat
dibantu oleh teman
kelompoknya selain oleh
guru sebagai pembimbing.
Model ini memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara
bersama-sama atau gotong
royong sehingga makna
kebersamaan sangat dominan.
Selain itu, model ini dapat
mengaktifkan siswa dalam
belajar karena siswa
didorong untuk mengemukakan
pendapat atau menyanggah berbagai masalah
yang diajukan oleh rekan
sekelompoknya. Kondisi
akhir yang diharapkan sebagai hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD adalah dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas SMPN 3 .........................
Adapun bagan kerangka berpikir
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah :
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada uraian di
atas, peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan, yaitu sebagai berikut.
a. Penggunaan model Cooperative Learning Tipe STAD dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan dapat
meningkatkan minat belajar siswa kelas VII SMPN 3 .........................
b. Penggunaan model Cooperative Learning Tipe STAD dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan dapat
meningkatkan hasil dan ketuntasan belajar siswa kelas VII SMPN
3 .........................
Untuk mendapatkan file secara lengkap, terdiri dari Bagian Depan, Bab I, II, III, IV, V, Daftar Pustaka dan Lampiran2, silakan klik disini.
Terima kasih.