LAPORAN
PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS MATERI MENDESKRIPSIKAN PERMASALAHAN
KEPENDUDUKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PEMBANGUNAN MELALUI MEDIA
GAMBAR DI KELAS VIII-3 SMPN 3 ...................
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Disusun dan Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat Golongan dari ..... ke .....
Oleh
...................
NIP. ...................
SMPN 3 ...................
.............................................
.............................
2011
LEMBAR PENGESAHAN
1. a. Judul Penelitian : Peningkatan Minat
Belajar dan Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran IPS
Materi mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan Melalui
Media Gambar di Kelas VIII-3 SMPN 3 ...................
Tahun Pelajaran 2011/2012
c.
Kategori Penelitian : Teknik
Pembelajaran
d. Jenis Penelitian : Penelitian
Tindakan Sekolah
2. Ketua
Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar : ………………………………..
b.
NIP : ...........................
c. Pangkat / Golongan : Pembina, IV/a
d. Jabatan :
e. Instansi :
.......................................................
f.
Tempat Penelitian : SMPN 3 ...................
3. Lama
Penelitian : ….. bulan (Bulan ………. sampai dengan Bulan …………)
4. Sumber
Biaya : Swadaya
…………….,…………………….
Petugas Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah
………………….
NIP.……………………..
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang
Maha Esa sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Sekolah
di SMPN 3 ................... dengan lancar. Laporan Penelitian ini merupakan
salah satu syarat dalam rangka memenuhi Diajukan pada penilaian angka kredit unsur
pengembangan profesi guru untuk kenaikan pangkat dari golongan ………. ke ……….
Pelaksanaan penelitian ini
dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
………………….., Kepala Dinas ……………. yang telah mengijinkan dan mendukung dilakukannya
Penelitia Tindakan Kelas ini.
2. …………..,
Pengawas SMP/MTs ……………. yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan pada penulisan karya tulis ini.
3.
Kepala Sekolah serta teman-teman guru SMPN
3 Palangkaraya lainnya
yang senantiasa memberi semangat dan dorongan selama penelitian dan penulisan
karya tulis ini berlangsung.
4.
Siswa-siswa kami kelas VIII-3, yang telah ikut terlibat
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini.
Karena keterbatasan peneliti,
maka penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran-saran dan
kritik dari pembaca sangat peneliti harapkan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar tempat peneliti
bertugas pada khususnya, dan dunia pendidikan pada umumnya.
.
…………………….
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vii
ABSTRAK......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................
B. Identifikasi Masalah ..............................................................
C. Pembatasan Masalah...............................................................
D. Rumusan Masalah...................................................................
E. Tujuan Penelitian....................................................................
F. Manfaat Penelitian..................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...........................................................................
B. Kerangka Berpikir .................................................................
C. Hipotesis Tindakan ................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian ...................................................................
B.
Prosedur Penelitian ................................................................
C.
Subjek Penelitian ...................................................................
D.
Instrumen Penelitian ..............................................................
E.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................
F.
Indikator dan Kriteria
Keberhasilan.......................................
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Tindakan
B. Pembahasan............................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 4.1 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Setempat pada Kondisi Awal
Tabel 4.2 Rekapitulasi
Penilaian Minat Siswa pada Kondisi Awal..........
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran pada Siklus I....
Tabel 4.4 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Minat Siswa pada Siklus I
Tabel 4.5 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran pada Siklus II...
Tabel 4.6 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Minat Siswa pada Siklus II
Tabel 4.7 Nilai
Hasil Tes Formatif Temuan Awal, Siklus I
dan Siklus ..
Tabel 4.8 Rekapitulasi
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Temuan Awal, Siklus I dan Siklus II ..................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Kerangka
Berfikir Penelitian Tindakan Kelas........................
Gambar 4.1 Grafik
Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II
Gambar 4.2 Grafik
Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa
Pada Siklus I dan II
Gambar 4.3 Grafik
Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Minat Siswa Pada Temuan Awal, Siklus I dan II.............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
Pertama
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
Kedua
Lampiran 5 Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 6 Analisis Data Hasil Penelitian
Lampiran 7 Daftar Hadir Siswa
Lampiran 8 Daftar Hadir Peneliti dan Observer
Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 10 Foto Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan
Penelitian
PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS MATERI MENDESKRIPSIKAN PERMASALAHAN
KEPENDUDUKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PEMBANGUNAN MELALUI MEDIA
GAMBAR DI KELAS VIII-3 SMPN 3 ...................
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
...................
NIP. ...................
ABSTRAK
Hasil
observasi awal menunjukkan bahwa siswa masih kurang memahami materi yang
disebabkan kurang optimal dan kreatifnya guru dalam menyajikan bahan atau
sumber kepada siswa. Pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran diharapkan
dapat meningkatkan minat hasil belajar siswa. Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)
yaitu penelitian yang di dalamnya terdapat perencanaan, pelaksanaan serta hasil
yang didapat dari pembelajaran yang sudah dilakukan. Peneliti melakukan dua
siklus dalam penelitiannya yang berdasar pada temuan awal dari data observasi awal
yang dilakukan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-3 SMPN 3 ..................., sebanyak 23 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan
dokumentasi.Teknik analisa data nilai
tes formatif adalah teknik statistik deskriptif, sedangkan data kualitatif
digunakan teknik analisis dalam bentuk paparan naratif. Hasil
pembelajaran IPS dengan menggunakan media gambar pada umumnya baik dan
meningkat, sesuai dengan apa yang diharapkan dalam pembelajaran. Terlihat
dengan adanya peningkatan minat belajar pada setiap siklusnya, di mana pada
kondisi awal 11 siswa atau 47,83%, naik menjadi 15 siswa atau 65,22% pada
siklus pertama, dan 95,68% atau 22 siswa pada siklus kedua. Peningkatan nilai
rata-rata hasil belajar pada kondisi awal sebesar 56,90, naik menjadi 57,39
naik menjadi 62,61 pada siklus pertama, dan 73,91 pada siklus kedua, dengan
tingkat ketuntasan belajar sebanyak 4
siswa 17,39% pada kondisi awal, 43,48%
atau 10 siswa pada siklus pertama, 22
siswa atau 95,65% pada siklus kedua, dan masih ada satu orang siswa (4,35%)
yang belum tuntas, sehingga semua indikator dan kriteria keberhasilan proses
perbaikan pembelajaran telah tercapai pada siklus kedua. Kesimpulannya adalah
penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS terbukti mampu meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa VIII-3 SMPN 3 ....................
Kata
Kunci : minat, hasil, belajar, media, gambar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam
kurikulum 2006 mata
pelajaran IPS bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan mengenal
konsep-konsep yang diberkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya,
memiliki kemampuan dasar
untuk berpikir logis
dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen
dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan dan Memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerjasama dan
berkopetensi dalam masyarakat
yang majemuk, di tingkat
lokal, nasional dan
global.
Guru
sebagai orang tua
kedua yang menangani
anak sesudah orang
tua, memiliki peran yang
sangat esensial dalam
upaya pencapaian tujuan
tersebut melalui berbagai teknik
dan cara yang profesional yang ditampilkannya di kelas. Untuk itu
pembekalan dan pengayaan
serta pengembangan kemampuan profesional guru
mutlak untuk selalu
dilakukan disetiap kesempatan
waktu dan suasana. Namun kenyataan
dilapangan banyak ditemukan
terjadinya “kesenjangan
dalam proses belajar
mengajar” kemampuan profesional
yang ditampilkan dan dimiliki
guru pas-pasan, guru
kurang memperhatikan perkembangan
sekitar, sangat tergantung pada buku paket, tidak ada upaya untuk
pengembangan materi, minimnya
penggunaan media dan
alat peraga, dan
kurang memperlihatkan kebutuhan
siswa.
Akibat dari cara belajar seperti ini, maka banyak
ditemukan siswa-siswa yang pasif
dalam setiap pembelajaran
di kelas, tidak
terjadi suasana yang
bernuansa kreatif dialog, sarat dengan hafalan, tiada pengembangan
berfikir yang dilakukan guru, membosankan, serta adanya proses pembelajaran
yang tidak bermakna. Dewasa ini sedang
dikembangkan bermacam-macam model
pembelajaran untuk menolong para
guru agar dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan pelajaran.
Permasalahan yang sering
muncul pada pembelajaran
IPS kelas VIII-3
SMPN 3 ................... yaitu siswa kurang antusias dan kurang
bersemangat untuk mengikuti pelajaran
dibandingkan dengan pelajaran
yang lainnya.
Bertolak dari kesenjangan itu, peneliti dapat masalah yang berkaitan dengan kurang
berkualitasnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi keragaman suku
bangsa dan budaya. Berdasarkan data yang diperoleh dari
hasil tes formatif, terbukti dari 23 anak, 4 siswa (17,39%)
yang mencapai tingkat 70% ke atas atau mendapat nilai di atas KKM sebesar
70, dengan nilai rata-rata hasil belajar
secara klasikal 57,39. Upaya untuk mengatasi hal itu, peneliti mencoba
berkolaborasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat, dan supervisor untuk
mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran.
Kondisi
tersebut memberikan indikasi tentang
masalah yang cukup
signifikan yaitu permasalahan pada kejenuhan siswa dalam
mengikuti pembelajaran IPS. Masih rendahnya minat belajar siswa dapat diketahui
pada saat pembelajaran berlangsung
dengan diamati dari
bagaimana aktivitas siswa
saat mengikuti pembelajaran, interaksi
antar guru siswa,
interaksi antar siswa
dan motivasi belajar siswa.
Disamping itu pembelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah sehingga
sebagian besar masih
pasif dan pembelajaran
hanya berpusat pada guru.
Hal itu menunjukkan
minat belajar siswa
masih rendah dan
perlu ditingkatkan lagi untuk
meningkatkan pengetahuan siswa.
Peningkatan minat belajar siswa
harus dilakukan dengan
cara yang tidak
monoton dimana berdampak sempitnya
pemikiran siswa terhadap informasi yang diketahui. Dalam menciptakan
suasana yang disukai
oleh siswa guru
perlu melakukan suatu inovasi,
salah satunya ialah
dengan memanfaatkan media
gambar yang menarik dan
mempermudah proses pembelajaran.
Dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran serta dapat lebih memahami materi yang akan
disampaikan.
Terkait dengan media ada kecenderungan sistem
pembelajaran yang selalu menggunakan metode konvensional yang berpusat guru,
dimana sumber pengajaran masih terbatas pada informasi yang diberikan guru dan
ditambah sedikit dari buku pelajaran sehingga siswa kurang berkembang dalam
menyerap informasi atau ilmu, mereka hanya mendengar apa yang diucapkan guru,
kemudian mencatat dan menghafalkannya.
Dalam proses pembelajaran, guru menyampaikan pesan dan
siswa
menerimanya secara proporsional. Kegiatan ini merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Selama proses pembelajaran unsur siswa, guru, kurikulum, media, metode dan materi ikut menentukan keberhasilan namun pada kenyataanya dalam komunikasi sering terjadi hambatan. Komunikasi tidak berlangsung secara efektif dan tidak efisien sehingga terdapat kecenderungan verbalisme, kurang minat dan gairah belajar yang perlu dicarikan jalan keluarnya. Salah satu usaha untuk mengatasinya guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media gambar dan metode pembelajaran yang tepat.
menerimanya secara proporsional. Kegiatan ini merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Selama proses pembelajaran unsur siswa, guru, kurikulum, media, metode dan materi ikut menentukan keberhasilan namun pada kenyataanya dalam komunikasi sering terjadi hambatan. Komunikasi tidak berlangsung secara efektif dan tidak efisien sehingga terdapat kecenderungan verbalisme, kurang minat dan gairah belajar yang perlu dicarikan jalan keluarnya. Salah satu usaha untuk mengatasinya guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media gambar dan metode pembelajaran yang tepat.
Media merupakan salah satu sumber belajar yang
berfungsi dalam
menyampaikan pesan dan dapat mengatasi hambatan dalam kegiatan belajar,
meningkatkan produktifitas pendidikan, memungkinkan siswa belajar setiap saat dan memperluas jangkauan pendidikan. Media pembelajaran merupakan perantara dalam menyampaikan pesan dari guru kepada siswa sehingga timbul respon untuk mengembangkan minat belajarnya. Media memiliki kemampuan merangsang terjadinya proses belajar yang efektif dan efisien.
menyampaikan pesan dan dapat mengatasi hambatan dalam kegiatan belajar,
meningkatkan produktifitas pendidikan, memungkinkan siswa belajar setiap saat dan memperluas jangkauan pendidikan. Media pembelajaran merupakan perantara dalam menyampaikan pesan dari guru kepada siswa sehingga timbul respon untuk mengembangkan minat belajarnya. Media memiliki kemampuan merangsang terjadinya proses belajar yang efektif dan efisien.
Di antara banyak media yang dapat digunakan sebagai
alat bantu dalam
interaksi pendidikan khususnya peningkatan hasil belajar siswa adalah media gambar. Media gambar salah satu media pembelajaran yang berkaitan dengan indra penglihatan, dimana pesan-pesan yang disampaikan dituang dalam lambang-lambang verbal dan persepsi visual. Penggunaan media gambar dapat membantu anak memusatkan perhatian pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.
interaksi pendidikan khususnya peningkatan hasil belajar siswa adalah media gambar. Media gambar salah satu media pembelajaran yang berkaitan dengan indra penglihatan, dimana pesan-pesan yang disampaikan dituang dalam lambang-lambang verbal dan persepsi visual. Penggunaan media gambar dapat membantu anak memusatkan perhatian pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.
Gambar
adalah hal yang
mudah dimengerti oleh
siswa. Yang dimaksud dengan gambar
adalah sesuatu yang
diwujudkan secara visual
dalam 2 dimensi sebagai curahan
perasaan atau pikiran.
Media gambar dalam
proses belajar mengajar
dapat menarik perhatian
siswa terhadap pelajaran yang
sedang diajarkan, karena
mereka secara tidak
langsung dapat melihat objek
yang sebenarnya. Hal ini dapat
menghindarkan kebosanan dan kejenuhan
pada siswa dalam
belajar. Gambar yang
terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas dari pada
yang diungkapkan dengan kata-kata.
Dalam
mempelajari IPS mengenai
keragaman suku bangsa
dan budaya langkah yang
dapat dilakukan siswa
adalah siswa diberikan
suatu kegiatan yang dapat
mengakitkan rasa ingin
tahunya tentang topik
yang akan diajarkan
dengan melalui suatu pertanyaan yang dilanjutkan dengan kegiatan
mencocokkan gambar yang ada. Misalnya siswa diberi pertanyaan tentang jenis
tarian daerah, kemudian siswa
mencoba menjawab dengan
gambar yang ada.
Pada tahap ini
siswa akan berpikir mengenai
jawaban yang sesuai
dari pertanyaan dengan
memperhatikan gambar-gambar yang ada. Secara bergantian siswa
mendengarkan pertanyaan dari guru dan berusaha mencari jawaban sesuai dengan
gambar yang tersedia.
Dengan
demikian siswa diharapkan
dapat berperan aktif
dalam proses pembelajaran, menghubungkan
pertanyaan dengan gambar
yang ada dan mengaitkan dengan
penjelasan yang ada.
Oleh sebab itu
peneliti akan mengembangkan suatu
pemecahan masalah untuk
mengingkatkan minat belajar IPS
siswa kelas VIII, sehingga dalam
penelitian ini oleh
penulis diberi judul Peningkatan Minat
Belajar dan Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran IPS Materi
mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan
dampaknya terhadap pembangunan
Melalui Media Gambar di Kelas VIII-3 SMPN 3 ................... Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Identifikasi Masalah
Langkah yang diambil penulis sebagai upaya untuk
mengatasi hal itu, peneliti mencoba berkolaborasi dengan kepala sekolah, rekan
sejawat, dan supervisor. Hasil diskusi dengan mereka, akhirnya dapat teridentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut.
- Kurangnya minat belajar siswa
- Siswa kurang menguasai materi pembelajaran
- Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
- Daya serap siswa terhadap materi pembelajaran masih rendah
Langkah analisis masalah guna kepentingan penelitian
perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan cara melakukan refleksi dan kinerja
yang telah dilakukan, serta mengkaji literatur dan berdiskusi dengan
supervisor. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
- Kurang tepatnya metode yang digunakan dalam pembelajaran IPS materi mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan.
- Guru dalam menjelaskan tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
- Peneliti tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
- Model penyajian materi yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik dan tahap perkembangan siswa sekolah dasar
Untuk
memperbaiki kondisi seperti ini maka dilakukan penelitian tindakan kelas,
dengan perlakuan (treatement) yang
diterapkan yakni penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS materi mendeskripsikan
permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan siswa kelas VIII-3
SMPN 3 .................... Adapun
hasil yang diharapkan adalah tercapainya peningkatkan minat dan hasil belajar siswa
secara maksimal sehingga proses pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan
berhasil karena semua siswa yang mengikuti kegiatan minat dan hasil belajar
meningkat.
C. Pembatasan Masalah
Agar arah dan tujuan penelitian dapat tercapai dengan
baik, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dipusatkan pada upaya meningkatkan minat dan hasil
belajar IPS materi mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan siswa kelas VIII-3 SMPN 3 ...................
Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan media gambar.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah
penggunaan media gambar dapat meningkatkan minat belajar siswa pada
pembelajaran IPS materi mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan?
2.
Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS materi mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai
penulis melalui penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1.
Ingin menggambarkan
kondisi minat belajar
siswa pada pembelajaran
IPS tentang mendeskripsikan
permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan dengan menggunakan media gambar di kelas VIII-3 SMPN 3 ...................
2. Ingin menggambarkan
hasil belajar siswa VIII-3 SMPN 3 ................... pada
pembelajaran IPS tentang
mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan dengan menggunakan
media gambar.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan perbaikan
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Pembaca
Menambah
pengetahuan pembaca tentang seluk beluk dunia penelitian.
b. Penelitian berikutnya
Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi
peneliti-peneliti lain untuk mengadakan penelitian serupa di masa yang akan
datang.
c. Peneliti yang bersangkutan
Menambah ilmu pengetahuan yang telah dimiliki
peneliti dan merupakan wahana menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat
untuk diterapkan di tempat peneliti bertugas.
2. Manfaat Praktis
a.
Siswa, dalam meningkatkan proses serta hasil
belajarnya, meningkatkan semangat belajar dan motivasi terus menggali ilmu.
b. Guru,
dalam memperbaiki kinerjanya dan berkembang secara profesional, sehingga
rasa percaya dirinya meningkat, selain itu juga dapat menambah wawasan dan
koleksi guru tentang model-model pembelajaran dan Ikut serta berperan aktif
dalam mengembangkan inovasi pembelajaran IPS pada tingkat sekolah dasar.
c.
Sekolah, dalam pengembangan citra kelulusan karena ada
peningkatan mutu lulusannya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Definisi
Menurut
Ischak, dkk (2005
: 1.24) IPS
adalah bidang studi
yang mempelajari, menelaah, menganalisa
gejala atau masalah
sosial di masyarakat dengan meninjau
dari berbagai aspek
kehidupan atau satu
perpaduan. Sementara itu, Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan menyatakan bahwa
“ ilmu pengetahuan
sosial merupakan salah satu
mata pelajaran yang
mengkaji seperangkat peristiwa, konsep, fakta dan generalisasi
yang berkaitan dengan isu sosial.”
Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah.
Istilah tersebut meliputi : Ilmu Sosial (Social
Sciences), Studi Sosial (Social Studies)
dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
1)
Ilmu Sosial (Social
Science)
Achmad Sanusi (1999:23)
memberikan batasan tentang Ilmu Sosial adalah sebagai berikut: “Ilmu
Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis
dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin
ilmiah”.Menurut Gross, Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang
mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada
manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia
bentuk. Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun
tingkah laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
2)
Studi Sosial (Social
Studies)
Perbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan
suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu
bidang pengkajian tentang gejala dan masalah social. Tentang Studi Sosial ini,
Achmad Sanusi memberi penjelasan sebagai berikut : Studi Sosial tidak selalu
bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan bahan- bahan pelajaran bagi
siswa sejak pendidikan dasar.
3)
Pengetahuan Sosial (IPS)
Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan
Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Istilah tersebut pertama kali dipergunakan sebagai
nama sebuah komite yaitu “Committee of
Social Studies” yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari pendirian
lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang berminat pada
kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial
yang mempunyai minat sama.
b. Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut
Nursid Sumaatmaja (Hidayati,
dkk. 2008 :
1.24) tujuan pendidikan IPS
adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki
pengetahuan, keterampilan dan
kepedulian sosial yang
berguna bagi masyarakat dan
Negara. Sedangkan Oemar Hamalik
(Hidayati dkk, 2008
: 1.24) merumuskan tujuan pendidikan
IPS berorientasi pada
tingkah laku para
siswa yaitu: (1) Pengetahuan dan
pemahaman, (2) Sikap
belajar, (3) Nilai-nilai
sosial dan (4). Keterampilan dasar IPS.
c. Fungsi Pembelajaran IPS
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS)
pada jenjang pendidikan
dasar memfokuskan kajiannya kepada
hubungan antar manusia
dan proses membantu
pengembangan kemampuan dalam hubungan tersebut. Pengetahuan,
keterampilan dan sikap
yang dikembangkan melalui
kajian ini ditunjukan
untuk mencapai keserasian
dan keselarasan dalam
kehidupan masyarakat. Pendidikan
IPS sudah lama
dikembangkan dan dilaksanakan
dalam kurikulum-kurikulum di
Indonesia, khususnya pada
jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan ini tidak
dapat disangkal telah
membawa beberapa hasil,
walaupun belum optimal.
Secara umum penguasaan
pengetahuan sosial atau
kewarganegaraan lulusan pendidikan dasar
relatif cukup, tetapi
penguasaan nilai dalam
arti penerapan nilai,
keterampilan sosial dan partisipasi sosial hasilnya belum
menggembirakan. Kelemahan tersebut
sudah tertentu terkait
atau dilatarbelakangi oleh
banyak hal, terutama
proses pendidikan atau
pembelajarannya, kurikulum, para
pengelola dan pelaksananya
serta faktor-faktor yang berpengaruh lainnya.
Banyak
penyebab yang melatarbelakangi pendidikan
IPS belum dapat
memberikan hasil seperti yang diharapkan. Faktor penyebabnya dapat
berpangkal dari kurikulum,
rancangan, pelaksana, pelaksanaan
ataupun faktor-faktor pendukung
pembelajaran. Berkenaan dengan
kurikulum dan rancangan
pembelajaran IPS, beberapa
penelitian memberi gambaran
tentang kondisi tersebut.
Hasil penelitian Balitbang,
Depdikbud tahun 1999
menyebutkan bahwa “Kurikulum 1994
tidak disusun berdasarkan basic competencies melainkan pada
materi, sehingga dalam
kurikulumnya banyak memuat
konsep-konsep teoritis”
Berdasarkan
hal-hal di atas
nampak, bahwa pada
satu sisi betapa
pentingnya fungsi pembelajaran
IPS dalam mengembangkan pengetahuan,
nilai. sikap, dan keterampilan
sosial agar siswa menjadi warga masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang baik
namun di pihak
lain masih banyak
masalah-masalah tersebut
diperlukan penelitian berkaitan dengan pembelajaran IPS.
Adapun fungsi dari pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah :
1)
Membekali
siswa dengan pengetahuan
sosial yang berguna,
keterampilan sosial dan
intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosial nya sebagai
SDM yang bertanggung
jawab dalam merealisasikan tujuan
nasional
2)
Membina
siswa menjadi warga
negara yang baik
yang memiliki pengetahuan
keterampilan dan kepedulian
sosial yang berguna
bagi dirinya sendiri serta bagi
masyarakat dan negara.
3)
Mendidik
siswa untuk dapat
berkomunikasi, bekerjasama dalam
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.
4)
Mengarahkan siswa dalam berfikir kritis dan memecahkan
masalah sosial yang dihadapinya.
d. Karakteristik Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial SD
Menurut
Lili M. Sadeli dalam
Hidayati dkk (2008:1.26)
bidang studi IPS merupakan
gambaran ilmu-ilmu sosial
yang terintegrasi dan
terpadu. Berikut dikemukakan karakteristik
IPS dilihat dari
materinya. Mempelajari IPS
pada hakikatnya adalah menelaah
interaksi antara individu
dan masyarakat dengan lingkungan (fisik
dan sosial budaya).
Materi IPS digali
dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di
masyarakat. Ada lima macam sumber materi IPS antara lain :
1)
Segala
sesuatu atau apa
saja yang ada
dan terjadi di
sekitar anak sejak
dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas,
negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
2)
Kegiatan
manusia misalnya :
mata pencaharian, pendidikan,
keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi dan sebagainya.
3)
Lingkungan
geografi dan budaya
meliputi segala aspek
geografi dan antropologi yang
terdapat sejak dari
lingkungan anak yang
terdekat sampai yang terjauh.
4)
Kehidupan
masa lampau, perkembangan
kehidupan manusia sejarah
tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian besar.
5)
Anak
sebagai sumber materi
meliputi berbagai segi,
dari makanan, pakaian, permainan dan keluarga.
Ada
pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran
IPS di SD
dalam mengembangkan program
maupun metode pembelajaran antara lain :
1)
Siswa sentris yaitu faktor siswa yang diutamakan dalam
pembelajaran
2)
Kemasyarakatan
sentris (community Oriented)
yaitu masalah kehidupan
nyata (riil) dan
kemasyarakatan yang dijadikan
sumber dan bahan pembelajaran.
3)
Ekosistem
yaitu faktor baik
fisik maupun budaya
selalu dijadikan pertimbangan dalam pembelajaran IPS.
Bersifat meluas (komprehensif, broadfield,
multimensional) dengan pola
pengorganisasian bahan yang
terpadu (integrated) dan
bersifat korelated (bertautan dan berkesinambungan).
e. Penilaian hasil belajar IPS
Penilaian
adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut
berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi
dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu
perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam kegiatan
penilaian selalu ada objek/program, ada criteria, dan ada interpretasi/judgment. Penilaian hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria
tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian
hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan
tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar
dan acuan penilaian. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai
terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam
mencapai tujuan-tujuan pengajaran (Nana Sudjana, 2005:3).
2. Belajar
a.
Konsep Belajar
Belajar
menurut Prof. Dr.
H. M. Surya,
dkk (2005 :
8.4) adalah suatu proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh perubahan tingkah laku
secara keseluruhan sebagai hasil
dari pengalaman individu
tersebut dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan
Gagne ( Udins. Winataputra,
dkk 2005 : 2.3)
mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Perubahan tingkah laku
yang diakibatkan oleh
pengalaman belajar, merupakan
proses mental dan
emosional untuk merespon
perlakuan sehingga mampu menerapkan
dan mampu mengkomunikasikannya. Prinsip
ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Udin
S.Winataputra (2005 :
2.3) bahwa belajar adalah suatu proses mental dan
emosional atau proses berfikir dan merasakan. Belajar dalam kamus umum berarti berlatih, berusaha supaya mendapat kepandaian, pengetahuan. Nasution dalam bukunya mengatakan
sebagai berikut: menurut pendapat klasik itu hanya menambah dan mengumpulkan
sejumlah ilmu pengetahuan.
Menurut Nana Sudjana belajar adalah suatu proses yang
ditandai adanya perubahan pada diri seseorang seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman sikap dan tingkah laku, ketrampilan dan kecakapan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah usaha individu yang dilakukan untuk mendapat hal-hal yang baru
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dan perubahan meliputi segala aspek
yang ada pada diri sendiri.Beberapa prinsip
yang menjadi landasan pengertian
belajar menurut Prof. Dr. H. M. Surya, dkk (2005 : 8.4-8.7) adalah sebagai
berikut :
1)
Belajar adalah usaha memperoleh perubahan tingkah laku.
Ptinsip ini mengandung makna bahwa ciri
utama dari proses
belajar itu ialah adanya perubahan tingkah laku dalam
diri individu.
2)
Hasil
belajar ditandai dengan
perubahan tingkah laku
secara keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan tingkah
laku sebagai hasil
belajar meliputi semua
aspek yaitu aspek kognitif,afektif dan psikomotorik.
3)
Belajar
merupakan suatu proses.
Prinsip ketiga ini
mengandung makna bahwa belajar
itu merupakan suatu
aktivitas yang
berkesinambungan. Di dalam
aktivitas itu terjadi
adanya tahapan-tahapan yang
sistematis dan terarah.
4)
Belajar
merupakan bentuk pengalaman.
Belajar merupakan bentuk interaksi individu
dengan lingkungannya, sehingga
banyak memberikan pengalaman dari situasi nyata.
Dari
berbagai pendapat tentang
pengertian belajar di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dalam diri individu sehingga individu
tersebut berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman belajar.
b.
Konsep Pembelajaran
Pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan
yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Pengertian ini
dikemukakan oleh Gagne, Briggs dan Wager dalam (Udin S. Winataputra,
2007:1.18). Inti dari pengertian
tersebut bahwa pembelajaran
merupakan serangkaian aktivitas
atau kegiatan yang sengaja dirancang untuk memfasilitasi siswa agar bisa
melakukan sesuatu sesuai tujuan yang ingin dicapai.
3. Minat Belajar
Minat adalah
sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin
dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan
bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan
kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga
minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat
berubah-ubah. (Hurlock, 1993:18)
Minat dapat
menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, Sesuatu barang atau
kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang
telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu
kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. Minat mempunyai
hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif dan respon-respon
emosional. (Crow & Crow, 1984:64). Aktivitas
akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang
terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang
kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan
melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai
yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya. (Sandjaja, 2005 :78)
Minat
berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan
tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok
yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat
membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang. (Ginting, 2005:23)
4. Konsep Hasil Belajar
a.
Pengertian Hasil Belajar
Perubahan
perilaku sebagai perbuatan
belajar disebut sebagai
hasil belajar. Menurut Gagne
dan Discroll (Udin
S.Winataputra, 2005 : 2.5) hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa sebagai
akibat perbuatan belajar dan
dapat diamati melalui
penampilan siswa. Lebih
lanjut Bloom ( Udin
S. Winataputra, 2005
: 4.6) mengemukakan
bahwa hasil belajar menunjukkan proses
perkembangan kemampuan dalam
diri siswa yang
dapat dikategorikan dalam tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif dan
psikomotorik.Romizowski (Teti Suryati,
2009 ; 8
) menyatakan bahwa
hasil belajar seseorang diperoleh
dalam bentuk pengetahuan
dan keterampilan. Pengetahuan dikelompokkan dalam empat
kategori, yaitu fakta, prosedur, konsep
dan prinsip. Fakta merupakan pengetahuan
tentang objek nyata,
asosiasi dari kenyataan-kenyataan dan
informasi verbal. Prosedur
merupakan pengetahuan tentang tindakan yang
bersifat linear dalam
mencapai suatu tujuan.
Konsep merupakan pengetahuan tentang
serangkaian objek konkrit
atau definisi. Sedangkan
prinsip adalah pernyataan hubungan antara dua konsep atau lebih yang
bersifat kausal dan korelasional. Selanjutnya
dinyatakan bahwa keterampilan tindakan dibagi dalam empat kategori
yaitu keterampilan berpikir,
aksi, reaksi dan
interaksi.
Keterampilan
berpikir berkaitan dengan
keterampilan seseorang dalam menggunakan pikiran
ketika menghadapi sesuatu,
seperti mengambil keputusan atau memecahkan
masalah. Keterampilan beraksi
berkaitan dengan keterampilan fisik seperti berolahraga dan
sebagainya. Keterampilan bereaksi berkaitan dengan nilai, emosi dan perasaan.
Sedangkan keterampilan interaksi adalah keterampilan seseorang dalam
berhubungan dengan orang
lain untuk mencapai
tujuan seperti komunikasi,
persuasive dan lain-lain.
Menurut
Catharina Tri Anni (2002:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan
yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar (H. Nashar, 2004: 77).
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa
motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa
rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terdadap besarnya
usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalamH
Nashar, 2004: 77). Seseorang dapat
dikatakan telah belajar sesuatu
apabila dalam dirinya telah terjadi
suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi.
Jadi hasil belajar merupakan pencapaian
tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat
hasil belajar.
Menurut Nasution dan Suryanto ( Teti Suryati, 2009 :
8) proses penilaian hasil belajar yang
berhubungan dengan kognitif
biasanya diukur dengan menggunakan tes,
sedangkan penilaian yang
berhubungan dengan aspek
afektif dan keterampilan biasanya
diukur dengan menggunakan
alat ukur yang dikategorikan non-tes.
b.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Menurut Drs Ngalim Purwanto (1997 : 102-107) hasil belajar dipengaruhi
oleh dua faktor utama, yaitu faktor dari dalam diri peserta didik (intern) dan
faktor yang datang dari luar diri peserta didik (ekstern).
1)
Faktor Internal
Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa,
kondisi individu pesarta didik
mempunyai peranan yang
paling menentukan. Kondisi individu peserta didik ini meliputi
kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.
2)
Faktor Eksternal Peserta Didik
Secara
umum faktor eksternal
yang mempengaruhi hasil
belajar peserta didik ada dua
macam, yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan
dibagi menjadi dua macam yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial.
Lingkungan alami meliputi
keadaan suhu dan
kelembabanudara yang berpengaruh
terhadap proses dan
hasil belajar. Belajar
pada keadaan udara yang
segar akan lebih
baik hasilnya daripada
belajar dalam keadaan
udara yang panas dan
pengap. Sedangkan lingkungan
sosial dapat berwujud
berupa manusia maupun yang berwujud hal-hal lain yang langsung
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
Faktor
instrumental adalah faktor
yang dalam pengadaan dan penggunaanya dirancang
sesuai dengan hasil
belajar yang diharapkan.
Faktor ini berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya
tujuan-tujuan belajar yang
telah dirancang. Yang termasuk
ke dalam faktor
instrumental antara lain
kurikulum, program, sarana dan fasilitas yang menunjang pembelajaran.
5. Media Pembelajaran
a.
Definisi Media Pembelajaran
Ada orang yang
memberikan batasan dengan
pengertian yang sangat
luas. Misalnya Mc Luhan
(1994:78, dalam Basuki
dkk), media itu adalah semua
saluran pesan yang
dapat digunakan sebagai
sarana komunikasi dari seseorang ke
orang lain yang
tidak ada dihadapannya.
Menurut pengrtian ini media komunikasi itu meliputi surat,
televisi, film dan telepon.
Menurut Romiszowski (1988 :119,
dalam Basuki dkk),
seorang profesor dalam bidang
teknologi pendidikan dari
Syracuce University. Media
adalah pembawa pesan dari
sumber pesan yang
berasal dari suatu
sumber pesan (yang
dapat berupa orang atau benda) kepada
penerima pesan. Dalam
proses belajar-mengajar, penerima
pesan itu ialah
siswa. Pembawa pesan
(media) itu berinteraksi dengan
siswa melalui indera
mereka. Siswa dirangsang
oleh media itu untuk menggunakan
inderanya untuk menerima informasi.
Media
juga diartikan sebagai
alat, metode dan
teknik yang digunakan
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi
dan interaksi antara
guru dan siswa dalam proses pembelajarannya ( Hamalik
1985: 23).
Dalam suatu proses
belajar-mengajar, pesan yang
disalurkan oleh media dari
sumber pesan ke
penerima pesan itu
ialah isi pembelajaran
yang mana isi pembelajaran yang berasal dari kurikulum
yang disampaikan guru kepada siswa.
b.
Fungsi, Peran
dan Kegunaan Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Dalam
Yudi Nugraha (2007:90-91),
Fungsi media pembelajaran
diantaranya yaitu:
1)
Media
pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki
oleh para peserta
didik. Pengalaman tiap
peserta didik berbeda-beda,
tergantung dari faktor-faktor
yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti
ketersediaan buku, kesempatan
melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan
tersebut. Jika peserta didik tidak
mungkin dibawa ke
obyek langsung yang
dipelajari, maka obyeknyalah yang
dibawa ke peserta
didik. Obyek dimaksud
bisadalam bentuk nyata,
miniatur, model, maupun
bentuk gambar–gambar yang dapat
disajikan secara audio visual dan audial.
2)
Media
pembelajaran dapat melampaui
batasan ruang kelas.
Banyak hal yang tidak
mungkin dialami secara
langsung di dalam
kelas oleh para peserta
didik tentang suatu
obyek, yang disebabkan,
karena: 1) obyek terlalu
besar; 2) obyek
terlalu kecil; 3)
obyek yang bergerak
terlalu lambat; 4) obyek
yang bergerak terlalu
cepat; 5) obyek
yang terlalu kompleks; 6)
obyek yang bunyinya
terlalu halus; 7)
obyek mengandung berbahaya dan
resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat
disajikan kepada peserta didik.
3)
Media
pembelajaran memungkinkan adanya
interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4)
Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
5)
Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar,
konkrit, dan realistis.
6)
Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7)
Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk
belajar.
8)
Media
memberikan pengalaman yang
integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.
Kemp dkk (1985:114, dalam Yudi Nugraha) menjabarkan
peran media di dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
1)
Penyajian materi ajar lebih mudah.
2)
Penyusunan media yang terencana dan terstruktur dengan
baik membantu pengajar untuk menyampaikan materi dengan kualitas yang sama dari
satu kelas ke kelas yang lain.
3)
Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
4)
Kegiatan belajar menjadi lebih interaktif.
5)
Materi
pembelajaran dapat di
rancang, baik dari
sisi pengorganisasian materi maupun
cara penyajian yang
melibatkan siswa, sehingga
siswa menjadi lebih aktif di dalam kelas.
6)
Media dapat mempersingkat
penyajian materi pembelajaran
yang komplek, misalnya dengan
bantuan video. Dengan
demikian, informasi dapat disampaikan
secara menyeluruh dan sistematis kepada siswa.
7)
Penyajian
pembelajaran dengan menggunakan
media yang mengintegrasikan visualisasi
dengan teks atau
suara akan mampu mengkomusikasikan materi
pembelajaran secara terorganisasi. Dengan menggunakan media
yang lebih bervariasi,
maka siswa akan
mampu belajar dengan lebih optimal.
8)
Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
9)
Dengan
media yang semakin
lama semakin canggih
maka kegiatan pembelajaran tidak
hanya dilakukan di dalam kelas saja tetapi bisa dimana saja. Misalnya,
dengan menggunakan CD
peserta didik dapat
mengikuti proses pembelajaran melalui
media secara mandiri
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dalam Basuki dkk (1991: 8), Media dapat digunakan dalam
proses belajar-mengajar dengan dua
arah cara, yaitu
sebagai alat bantu
mengajar dan sebagai media
belajar yang dapat
digunakan sendiri oleh
siswa. Media yang
dipakai sebagai alat bantu mengajar disebut dependent media. sebagai
alat bantu, efektif media sangat tergantung pada cara dan kemampuan guru dalam
memakainya.
Kemampuan
guru dalam menggunakan
media, harus memahami
pola penggunaan media pembelajaran
yang tepat. Pola
penggunaan media yang
di maksud, yaitu:
c.
Pola penggunaan media di dalam kelas
Media
digunakan dengan tujuan
untuk menunjang tercapainya
tujuan pengajaran. karena itu di dalam
perencanaan penggunaan media,
guru harus mempertimbangkan tujuan
pengajaran, materi pengajaran
dan strategi 19 pengajaran. Menurut
Budinuryanta (1998:15) ada beberapa hal
yang harus dipikirkan pada
penggunaan media tersebut, yaitu:
1)
Media yang digunakan harus
transparansi dan tersedia.
2)
Teknik atau metode yang digunakan
oleh guru harus sesuai.
3)
Memperhatikan kondisi
kelas yang digunakan
dalam proses belajar mengajar
d.
Pola penggunaan media di luar kelas
Pola ini dapat
ditemukan pada beberapa
contoh kasus seperti
dalam pengajaran Senam Kesegajan
Jasmani (SKJ). Hal
ini tidak hanya
di sekolah diterapkan bahkan
pada kelompok masyarakat
diluar pun menggunakan
hal seperti itu. Pemakaian
media seperti ini,
dapat berlaku kapan
saja, tergantung kepada tujuan
yang hendak dicapai oleh pemakainnya.
e.
Penggunaan Media dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Menurut
Budinuryanta (1998: 17)
mengemukakan bahwa ada
tiga langkah pokok dalam prosedur
penggunaan media pembelajaran yang perlu diikuti yaitu:
1)
Persiapan
Langkah
ini dilakukan sebelum
menggunakan media. Ada
beberapa hal yang perlu
diperhatikan supaya penggunaan
media dapat dipersiapkan
dengan baik, yaitu:
a)
Pelajari
buku petunjuk atau
bahan penyerta yang
telah disediakan, kemudian ikuti
petunjuk yang telah disediakan tersebut.
b)
Siapkan
peralatan yang diperlukan
untuk menggunakan media
yang dimaksud.
c)
Tetapkan
apakah media tersebut
digunakan secara individual
atau berkelompok.
d)
Atur
tatanannya, supaya peserta
didik dapat melihat,
dan mendengar pesan-pesan
pengajarannya dengan baik.
2)
Pelaksanaan (penyajian)
Satu hal yang
perlu diperhatikan selama
penggunaan media pembelajaran yaitu hindari
kejadian-kejadian yang dapat
mengganggu ketenangan, perhatian dan konsentrasi peserta didik.
3)
Tindak Lanjut
Kegiatan
ini bertujuan untuk
memantapkan pemahaman peserta
didik terhadap pokok-pokok materi
atau pesan pengajaran
yang hendak disampaikan melalui media
tersebut. Selanjutnya, pada
beberapa media yang
dilengkapi dengan alat evaluasi, maka langkah ini dimaksudkan pula untuk
melihat tercapai atau tidaknya tujuan
yang ditetapkan. kegiatan
tindak lanjut ini
umumnya ditandai dengan kegiatan
diskusi, tes, percobaan,
observasi, latihan, remedial, dan pengayaan.
4)
Pemilihan Media Pembelajaran
Salah
satu penyebab mengapa
orang memilih media
adalah untuk memenuhi kebutuhan
atau mencapai tujuan
yang diinginkan. Sekiranya
media yang ada telah sesuai dengan tujuan yang hendak di capai, maka media tersebut 21 dapat digunakan.
Menurut Tarigan (1995:81)
mengemukakan bahwa pemilihan media harus tepat, menarik dan
merangsang siswa.
Sebagai alat dalam
pembelajaran media memiliki
ciri-ciri, seperti yang dikemukakan oleh
Hamalik (1994: 11-12)
bahwa ciri-ciri media
adalah sebagai berikut:
1)
Media
pengajaran identik artinya
dengan pengertian kepercayaan
yang berasal dari kata
raga berari suatu
benda yang dapat
diraba, dilihat, didengar dan
yang dinikmati.
2)
Tekanan utama terletak pada benda yang dilihat dan
didengar.
3)
Media
pengaran digunakan dalam
rangka hubungan komunikasi
dalam pengajaran antara guru dengan murid.
4)
Media
pengajaran adalah semacam
alat bantu mengajar
baik dikelas maupun diluar kelas.
5)
Berdasarkan tiga dan empat, pada dasarnya media pengajaran merupakan perantara dan digunakan dalam
rangka pendidikan.
6)
Media
pengajaran mengandung aspek-aspek
sebagai alat dan
sebagai teknik yang erat hubungannya dengan metode mengajar.
7)
Sebagai
tindakan operasional, media
adalah alat, metode,
teknik, yang digunakan dalam
rangka lebih mengefektifkan komunikasi
dan interaksi antara guru dan
siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Selain itu juga,
Dick dan Carey
(1998:56, dalam Basuki
dkk) menyebutkan beberapa patokan
yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih media, yaitu:
(1) Ketersediaan sumber, (2)
Ketersediaan dana, tenaga,
dan fasilitas, (3) Keluwesan, kepraktisan
dan daya tahan
(umur) media, (4)
Efektifitas media untuk waktu
yang panjang.
Sedangkan
Anderson (1996:77 dalam Basuki
dkk) mengkalsifikasikan media ke dalam sepuluh
kelompok media pengajaran,
yaitu: audio, cetak,
cetak suara, proyeksi visual
diam, proyeksi visual
dengan suara, visual
gerak, audio visual gerak, objek, sumber manusia dan
lingkungan, serta komputer.
Dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat
membantu siswa untuk belajar maksimal
sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Dalam Marlina (2004:87) media pembelajaran
memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
1)
Pengajaran
akan lebih menarik
perhatian siswa sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar siswa.
2)
Bahan ajar akan
lebih baik, menarik
dan jelas maknanya
sehingga dapat lebih dipahami
para siswa dan
meningkatkan penguasaan siswa
terhadap tujuan pembelajaran.
3)
Metode
mengajar akan lebih
bervariasi, tidak bosan
dan guru tidak
akan kehabisan tenaga.
4)
Siswa akan lebih
banyak melakukan kegiatan
belajar, siswa tidak
hanya memperhatikan uraian guru, tetapi juka melakukan demonstrasi.
6. Media Gambar
Menurut
Omear Hamalik (1986:57)
yang dimaksud dengan
gambar adalah sesuatu yang
diwujudkan secara visual
dalam 2 dimensi
curahan perasaan atau pikiran. Selain itu gambar adalah tiruan
barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yang dibuat catatan pensil dsb pada
kertas dsb ( Balai Pustaka ,1990 : 250).
Selanjutnya Mc. Luhan dalam Arif S. Sadiman (1984)
berpendapat bahwa media adalah sarana yang juga disebut channel, karena pada
hakekatnya media memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk
merasakan, mendengarkan, dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang, dan waktu
yang hampir tak terbatas lagi. Menurut Santoso S. Hamidjojo dalam Amir Achsin
(1980), media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebar ide,
sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima..
Media gambar adalah media hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indera penglihatan.
Media gambar dalam
proses belajar mengajar
dapat menarik perhatian siswa
terhadap pelajaran yang
sedang diajarkan, karena
mereka secara tidak langsung
dapat melihat objek
yang sebenarnya. Hal
ini dapat menghindarkan kebosanan
dan kejenuhan pada
siswa dalam belajar.
Gambar membuat orang dapat
menangkap ide atau
informasi yang terkandung
di dalamnya dengan jelas,
lebih jelas darin
padan yang diungkapkan
dengan kata-kata.
Media
gambar adalah media
yang paling umum
dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar
daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat
dan disajikan sesuai
dengan persyaratan yang
baik, sudah tentu
akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Untuk
menjadi gambar sebagai
media pendidikan yang
efektif, maka diperlukan
kriteria-kiteria gambar yang baik, kriteria-kriteria tersebut antara lain :
a.
Keaslian
gambar, yaitu gambar
harus menunjukan situasi
yang sebenarnya, sehingga pembelajaran
dapat melihat benda-benda
yang sesungguhnya.
b.
Kesederhanaan,
yaitu sederhana dalam warna
tetapi memiliki nilai estetis dan
kesan tertentu.
c.
Bentuk item, yaitu gambar hendaknya menunjukan gerak
atau perbuatan.
d.
Artistik,
yaitu yang disajikan
pertimbangan, bukan hanya
bagus tetapi di sesuaikan pula dengan tujuan yang hendak
dicapai.
Dengan
disimpulkan bahwa gambar
merupakan suatu alat
yang penting dan mempunyai
banyak manfaat. Walaupun
demikian bukan berarti
memiliki kekurangan dan keterbatasan.
Namun penggunaan media
gambar secara tepat dan
memenuhi kriteria serta
sesuai dengan tujuan
akan menjadikan proses belajar mengajar menjadi efektif.
Sebagai
media pembelajaran, gambar
memiliki beberapa kelebihan. Seperti yang
dikemukakan Sadiman (1996:58),
tentang kelebihan media
gambar diantaranya yaitu:
a.
Sifatnya kongkrit dan lebih realistis dalam memunculkan
pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal.
b.
Dapat mengatasi batasa ruang dan waktu.
c.
Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d.
Memperjelas masalah bidang apa saja.
e.
Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan.
Selain memiliki kelebihan media gambar juga memiliki
beberapa kekurang. Seperti yang diungkapkan
oleh Rahadi (2003:89)
tentang kekurangan media gambar, yaitu:
a.
Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya
terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa.
b.
Gambar diinterprestasikan secara personal dan
subjektif.
c.
Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil,
sehingga kurang efektif dalam pembelajaran.
Menurut Sudjana (2001), tentang bagaimana siswa
belajar melalui gambar-gambar adalah sebagai berikut:
a.
Ilustrasi
gambar merupakan perangkat
tingkat abstrak yang
dapat ditafsirkan berdasarkan dimasa lalu, melalui penafsiran kata-kata.
b.
Ilustrasi
gambar merupakan perangkat
mengajar yang dapat
menarik minat belajar siswa secara efektif.
c.
Ilustrasi gambar
membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam penafsiran dan
mengingat-ingat materi teks yang menyertainya.
d.
Dalam
booklet, pada umumnya
anak-anak lebih menyukai
setengah atau satu halaman penuh
bergambar disertai beberapa petunjuk yang jelas.
e.
Ilustrasi
gambar isinya harus
dikaitkan dengan kehidupan
nyata, agar minat para siswa menjadi
efektif.
f.
Ilustasi
gambar isinya hendak
ditata sedemikian rupa
sehingga tidak bertentangan dengan
mata pengamat dan
bagian-bagian yang paling penting dari
ilustrasi itu harus
dipusatkan pada pagian
sebelah kiri atas medan
gambar. Dengan demikian
media gambar merupakan
salah satu teknik media
pembelajaran yang efektof karena mengkombinasi kan fakta dan gagasan
secara jelas, kuat,
dan terpadu melalui
pengungkapan kata-kata dan
gambar.
7. Karekteristik Penggunaan Media
Gambar dalam Kegiatan
Belajar
Menurut
Rahadi (2003: 27-28)
ada beberapa karakteristik
media gambar, yaitu:
a. Harus
autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika siswa
melihat langsung.
b. Sederhana, komposisinya
cukup jelas menunjukan
bagian-bagian pokok dalam gambar
tersebut.
c. Ukuran gambar
proporsional, sehingga siswa
mudah membayangkan ukuran yang
sesungguhnya benda atau obyek yang digambar.
d. Memadukan antara
keindahan dengan kesesuiannya
untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
e.
Gambar harus dapat
menyampaikan pesan (message).
karena tidak setiap gambar
yang bagus merupakan
media yang bagus.
Sebagai media yang bagus.
B. Kerangka Pikir
Kerangka
pikir adalah gambaran mengenai hubungan antar variabel dalam suatu penelitian,
yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka logis. Kerangka berpikir dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas dalam bentuk bagan sebagaimana gambar di bawah
ini :
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat dibuat hipotesis tindakan
sebagai berikut :
1. Dengan
menggunakan media gambar dalam
pembelajaran mata pelajaran IPS materi menghargai keragaman suku dan
budaya setempat dapat
meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII-3 SMPN 3 ................... Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Dengan
menggunakan media dalam pembelajaran
mata pelajaran IPS materi menghargai keragaman suku dan budaya setempat dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VIII-3 SMPN 3 ................... Tahun
Pelajaran 2011/2012.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini
menggunakan media gambar merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas. Penelitian
tindakan kelas didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh
pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan tindakan mereka dalam melaksanakan tugas memperdalam pemahaman
terhadap tindakan yang dilakukan.
Dalam penelitian
ini, terdapat dua siklus yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II.
Siklus I bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan motivasi belajar
peserta didik. Siklus I ini sekaligus digunakan sebagai refleksi untuk
melaksanakan siklus II. Siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan
keterampilan menulis peserta didik setelah dilakukan perbaikan terhadap
pelaksanaan proses belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I.
Penelitian dalam setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi.
B.
Prosedur
Penelitian
1.
Tindakan
pada Siklus I
Prosedur
penelitian tindakan kelas pada siklus I dilakukan dengan empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan
Kegiatan yang
dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut.
1) Membuat skenario pembelajaran
2) Menyiapkan alat bantu mengajar berupa media
yaitu media gambar.
3) Menyiapkan perangkat tes dan kriterianya.
4) Membuat lembar observasi untuk mengetahui
bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas melalui media gambar.
b. Tindakan
Tindakan adalah
pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan pada
siklus I disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan
dipersiapkan secara matang. Secara garis besar, tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian adalah melaksanakan proses pembelajaran menggunakan media
gambar.
Adapun
langkah-langkah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1)
Guru
melakukan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab tentang materi pembelajaran;
2)
Guru
memberikan motivasi dan mengaitkan dengan materi pembelajaran;
3)
Guru
menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran;
4)
Peserta
didik dibentuk menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas
4-5 peserta didik;
5)
Peserta
didik mencermati gambar tentang permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan yang
ditampilkan oleh guru di depan kelas dan guru memaparkan contoh sebagaimana
gambar tersebut;
6)
Peserta
didik dibimbing oleh guru dalam menemukan konsep permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan yang
dijelaskan oleh guru;
7)
Masing
masing peserta didik dalam satu kelompok berdiskusi mengenai konsep yang
dipahami;
8)
Peserta
didik diberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan kependudukan
dan dampaknya terhadap pembangunan oleh
guru dengan cara: Guru mengadakan permainan berupa kuiz yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang berbeda. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditulis di
dalam kertas dan digulung. Salah satu perwakilan kelompok memilih salah satu
gulungan kertas tersebut, kemudian masing-masing peserta didik dalam satu
kelompok tersebut harus menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam kertas;
9)
Peserta
didik mendengarkan penjelasan guru mengenai permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan menggunakan
media gambar serta memberikan sesuai dengan gambar;
10) Masing-masing peserta didik diberikan gambar
yang berbeda oleh guru;
11) Peserta didik mengamati gambar dengan mencermati
semua benda yang terdapat dalam gambar;
12) Peserta didik diberikan penguatan oleh guru
tentang materi pembelajaran pada hari itu;
13) Guru mengadakan tanya jawab tentang kesulitan
yang dihadapi peserta didik selama proses pembelajaran dengan menggunakan media
gambar; dan
14) Siswa mengerjakan tes formatif akhir siklus
15) Guru bersama-sama dengan siswa membahas soal tes
formatif
16) Guru bersama peserta didik menyimpulkan
pembelajaran pada hari itu.
c. Observasi
Observasi
merupakan pengamatan penelitian terhadap kegiatan dan tingkah laku peserta
didik selama penelitian berlangsung. Tahap obeservasi ini bertujuan untuk
mengetahui dampak pelaksanaan tindakan dan respon peserta didik terhadap
pembelajaran yang dilakukan. Pengamatan dilakukan melalui data tes dan data
nontes. Pengamatan melalui data tes dilakukan dengan mengamati hasil tes untuk
mengetahui tingkat keberhasilan tindakan. Pengamatan melalui data nontes
dilakukan dengan beberapa pelaksanaan, yaitu
1)
Observasi,
bertujuan untuk mengetahui tingkah laku dan aktivitas peserta didik selama
pembelajaran berlangsung,
2)
Dokumentasi
foto, digunakan sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas peserta didik
selama mengikuti proses pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan
setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan menganalisis hasil tes dan
nontes yang telah diperoleh pada siklus I ini. Analisis hasil tes berupa hasil
belajar siswa berdasarkan nilai tes formatif, sedangkan analisis hasil nontes
berupa hasil observasi, dan dokumentasi foto. Berdasarkan hasil refleksi dalam
penelitian ini, dapat dilakukan revisi terhadap rencana pembelajaran yang akan
dilakukan pada siklus II dan pada tahap ini juga ditemukan hasil tes yang belum
memenuhi harapan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, akan dilakukan
tindakan lanjutan pada siklus II dan masalah-masalah yang timbul dalam siklus I
akan dicari pemecahannya, sedangkan kelebihannya akan dipertahankan dan terus
ditingkatkan.
2.
Tindakan
pada Siklus II
Siklus II
merupakan tindak lanjut dari siklus I. Dalam hal ini, hasil refleksi dari
siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Prosedur tindakan pada siklus II juga
dilakukan dalam empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi.
a. Perencanaan
Pada tahap
perencanaan dalam siklus II, disiapkan hal-hal yang akan dilaksanakan pada
siklus II dengan memperbaiki hasil refleksi pada siklus I. Adapun rencana
tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut.
1) Membuat perbaikan skenario pembelajaran dengan
menggunakan media gambar yang materinya masih sama dengan siklus I. Namun,
diupayakan dapat memperbaiki masalah dan kekurangan-kekurangan yang terdapat
pada siklus I.
2) Menyiapkan alat bantu mengajar berupa media
yaitu media gambar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
3) Menyiapkan perangkat tes dan kriterianya.
4) Menyiapkan lembar observasi, dan dokumentasi
foto untuk memperoleh data nontes pada siklus II.
b. Tindakan
Tindakan-tindakan
yang akan dilakukan dalam penelitian ini pada siklus II adalah sebagai berikut.
1) Memberikan umpan balik mengenai hasil yang
diperoleh pada siklus I.
2) Melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan media gambar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
3) Memotivasi peserta didik agar lebih aktif,
kreatif, dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Observasi
Tahap observasi
pada siklus II ini juga masih sama dengan tahap observasi pada siklus I, yaitu
dilakukan melalui data tes dan data nontes. Pengamatan data tes dilakukan
dengan melihat hasil tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan.
Pengamatan data
nontes dilakukan dengan beberapa pelaksanaan, yaitu: (1) observasi, bertujuan
untuk mengetahui tingkah laku dan aktivitas peserta didik selama proses
pembelajaran, (2) jurnal, berisi pesan, kesan, dan tanggapan peserta didik
terhadap pembelajaran menggunakan media gambar, (3) wawancara, untuk mengetahui
pendapat peserta didik mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
media gambar, dan (4) dokumentasi foto, digunakan sebagai laporan berupa gambar
aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi
Tahap refleksi
pada siklus II dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan nontes untuk
mengetahui keberhasilan pelaksanaan perbaikan tindakan pada siklus I. Refleksi
pada siklus II ini dapat dikatakan sebagai evaluasi akhir dari seluruh
pembelajaran yang berlangsung. Evaluasi ini untuk mengetahui dan menentukan
kemajuan-kemajuan peserta didik dalam proses pembelajaran serta untuk mencari
kelemahan-kelemahan yang muncul dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kemajuan-kemajuan yang muncul pada siklus II menunjukkan peningkatan minat dan
prestasi belajar dengan menggunakan media gambar dan perubahan perilaku peserta
didik setelah dilaksanakan pembelajaran.
C.
Subjek
Penelitian
Subjek penelitian
dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII-3 AMPN 3 ...................
yang berjumlah 23 peserta didik, yang terdiri atas 10 peserta didik putra dan 13
peserta didik putri.
D.
Instrumen
Penelitian
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan dua bentuk instrumen, yaitu tes dan
nontes. Jenis tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis, sedangkan jenis
nontes berupa lembar observasi, dan dokumentasi foto.
E.
Teknik
Pengumpulan Data
Penelitian
tindakan kelas ini menggunakan teknik pengumpulan data yang berbentuk tes dan
nontes yang bertujuan untuk mengetahui beserta peningkatan minat dan hasil
belajar siswa dengan menggunakan media gambar.
1.
Teknik
Tes
Teknik tes yang
digunakan dalam penelitian ini dengan cara pemberian tes tertulis kepada
peserta didik. Tes ini dilaksanakan sebanyak dua kali pada siklus I dan siklus
II. Nilai rata-rata klasikal yang harus dicapai peserta didik pada penilaian
ini adalah 70. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan teknik tes di
antaranya: (1) guru menyiapkan bahan tes, (2) peserta didik melaksanakan tes
untuk mengukur hasil belajar, dan (3) guru memberikan penilaian berdasarkan aspek
yang telah ditentukan dan kriteria skor yang telah ditetapkan.
2.
Teknik
Nontes
Teknik pengumpulan
data nontes digunakan untuk memperoleh data tentang situasi pembelajaran di
kelas dan kesulitan-kesulitan peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Teknik nontes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi,
dan dokumentasi foto.
a. Observasi
Observasi
dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku peserta didik selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Observasi dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung. Observasi secara langsung mencakup semua
pengamatan melalui panca indra, sedangkan observasi secara tidak langsung dapat
melalui pedoman pengamatan sebagai metode pengumpulan data.
b. Dokumentasi Foto
Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini berupa foto. Dokumentasi digunakan sebagai bukti
otentik dari kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Dalam
penelitian ini dibutuhkan bantuan dari seorang teman untuk mendokumentasikan
kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang didokumentasikan dalam penelitian ini di
antaranya: (1) kegiatan guru saat menyampaikan materi, (2) kegiatan peserta
didik saat bertanya atau menjawab pertanyaan, (3) kegiatan peserta didik saat
berdiskusi, (4) kegiatan pembelajaran peserta didik dengan menggunakan media
gambar, dan (5) kegiatan peserta didik saat mendengarkan penjelasan dari guru.
F.
Teknik
Analisis Data
Teknik analisis
data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dan teknik
kualitatif.
1.
Teknik
Kuantitatif
Teknik kuantitatif
digunakan pada saat menganalisis data kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Data kuantitatif diperoleh dari
tes peserta didik pada siklus I dan siklus II. Analisis tersebut dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Merekap nilai tes yang diperoleh
peserta didik 2) Menghitung nilai kumulatif 3) Menghitung nilai persentase. Langkah
selanjutnya adalah membandingkan hasil perhitungan nilai persentase hasil
belajar peserta didik pada siklus I dengan hasil perhitungan nilai presentase
hasil belajar pada siklus II. Perbandingan ini akan memberikan gambaran
mengenai peningkatan hasil belajar peserta didik melalui pembelajaran dengan
menggunakan media gambar.
2.
Teknik
Kualitatif
Teknik kualitatif
digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari instrumen nontes yang
meliputi observasi, dan dokumentasi foto. Hasil analisis observasi digunakan
untuk mengetahui perubahan perilaku peserta didik pada saat pembelajaran. Hasil
analisis dengan dokumentasi foto digunakan untuk melengkapi data penelitian dan
dijadikan bukti visual. Semua data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II
dibandingkan agar dapat mengetahui adanya perubahan perilaku peserta didik,
serta untuk melihat efektivitas penggunaan media gambar untuk meningkatkan minat
dan hasil belajar siswa, khususnya pada peserta didik kelas VIII-3 SMP3 ....................
G.
Indikator
dan Kriteria Keberhasilan
Indikator yang digunakan untuk
mengukur peningkatan hasil dan ketuntasan belajar siswa dalam mempelajari
materi pembelajaran adalah siswa dinyatakan tuntas dengan kriteria mencapai
penguasaan materi minimal 85% atau mendapat nilai di atas KKM minimal 70.
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan minat belajar adalah
Rajin dalam belajar, Tekun dalam belajar, Rajin dalam mengerjakan tugas,
Memiliki jadwal belajar, Disiplin dalam belajar, ketertarikan siswa, perhatian
siswa
Kriteria keberhasilan yang digunakan
untuk mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran melalui upaya perbaikan
pembelajaran sebagai berikut :
1. Siswa dinyatakan tuntas apabila menguasai
materi sedikitnya 85% atau mendapat nilai di atas KKM minimal 70.
2. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan
hasil belajar siswa) dinyatakan berhasil jika 85% dari jumlah siswa tuntas
dalam belajar.
3. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila 85% siswa mengalami
peningkatan minat belajar setelah pembelajaran dilaksanakan dengan penggunaan
media gambar.
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Tindakan
Pada Bab ini
peneliti mengemukakan bagaimana
hasil dari penelitian tindakan kelas
yang telah dilakukan.
Hasil penelititan ini
dideskripsikan berdasarkan
permasalahan yang telah
dikemukakan dalam rumusan
masalah. Penelitian tindakan kelas
ini menggunakan rata-rata
yang diperoleh dari
tes hasil belajar siswa
berupa pre tes,
LKS, hasil observasi
terhadap siswa dan
guru. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi.
Data yang diteliti
dan dianalisis adalah
data dari siswa kelas VIII-3 SMPN 3 ................... Tahun Pelajaran
2011/2012.
- Deskripsi Kondisi Awal
Data awal
diperoleh dari proses
belajar sehari-hari di
kelas melalui ulangan formatif. Peneliti mengetahui bahwa
pembelajaran IPS khususnya pada
kompetensi menulis dirasa
masih sulit bagi
siswa. Hal ini
terimplikasi terhadap kemampuan
siswa pada pembelajaran
IPS materi mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan setempat
masih belum mencapai
KKM, sehingga kemampuan siswa
masih rendah. Kesulitan
tersebut dipengaruhi oleh
salah satu cara
guru dalam melakukan
proses pembelajaran yang
kurang melibatkan metode
dan media pembelajaran yang variatif, monoton dan
kurang memotivasi siswa, sehingga
terimplikasi terhadap rendahnya hasil belajar siswa.
Hasil penelitian
merupakan uraian mengenai
data penemuan permasalahan penelitian di
lapangan. Sementara pembahasan
merupakan kajian yang
dilakukan oleh peneliti terhadap hasil penelitian yang diperoleh di lapangan. Hasil penelitian
dan pembahasan ini
lebih lanjut akan
diuraikan secara sistematis.
Penelitian tindakan
kelas yang dilakukan
yaitu secara berkesinambungan
dengan melibatkan beberapa siklus sampai diperoleh hasil yang diharapkan
sesuai dengan masalah
dengan tujuan penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, siklus
I-II yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Peneliti mengetahui bahwa pembelajaran
IPS materi mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan setempat dirasa
masih sulit bagi
siswa. Penelitian tindakan
kelas ini diarahkan
pada pembelajaran IPS materi mendeskripsikan
permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan setempat dengan menggunakan media peraga gambar pada siswa kelas VIII-3 SMPN 3 ...................
Tahun Pelajaran 2011/2012.
Perbaikan pengajaran
ini dilakukan dalam
2 siklus sampai
tercapainya tujuan pengajaran
yang diharapkan. Penjelasan
mengenai kondisi awal pembelajaran sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran pada Kondisi Awal
No
|
Ketagori
|
Kondisi Awal
|
|
Jumlah
|
%
|
||
1
|
Tuntas
|
4
|
17,39
|
2
|
Belum
Tuntas
|
19
|
82,61
|
Jumlah
|
23
|
100,00
|
|
Nilai
terendah
|
50,00
|
||
Nilai
tertinggi
|
70,00
|
||
Rata
– rata
|
57,39
|
||
Ketuntasan
|
17,39
|
Dari data tabel di atas
dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa bervariatif. Nilai
rata-rata hasil belajar siswa
sebesar 57,39, dengan tingkat
ketuntasan 4 siswa (17,39%) yang
mendapat nilai di atas KKM minimal 70, dan terdapat 19 siswa (82,61%) yang dinyatakan belum tuntas
belajarnya.
Adapun penjelasan mengenai tingkat aktivitas
pada kondisi awal sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2 Rekapitulasi
Penilaian Minat Siswa pada
Kondisi Awal
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Ket
|
1
|
Siswa
Tuntas
|
11
|
|
2
|
Persentase
Tuntas
|
47,83
|
|
3
|
Siswa
Belum Tuntas
|
12
|
|
4
|
Persentase
Belum Tuntas
|
52,17
|
|
5
|
Ketuntasan
Klasikal
|
47,83
|
Dari data tabel di atas
dapat diketahui bahwa minat siswa bervariatif.
Dari 19 siswa baru 11 siswa atau 47,83% yang tingkat aktivitasnya baik,
sedangkan sisanya sebanyak 12 siswa atau 52,17% dinyatakan tingkat aktivitasnya
masih rendah.
Dari analisis data hasil pra
siklus maka pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan rencana
pembelajaran yang telah dirumuskan
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan
penelitian kelas ini
menekankan pada penggunaan peraga
gambar untuk meningkatkan minat dan hasil belaajr siswa dalam pembelajaran IPS tentang mendeskripsikan permasalahan kependudukan
dan dampaknya terhadap pembangunan yang
diupayakan dan dikondisikan berdasarkan
tahapan-tahapan yang telah
dipersiapkan sebelumnya dalam
tahap perencanaan dengan
mengimplementasikan rencana tersebut
yang telah dirumuskan oleh peneliti.
- Deskripsi Siklus Pertama
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yang dilaksanakan pada tanggal ………………….. dan ………………. Pelaksanaan kegiatan perbaikan
pembelajaran pada siklus I sebagaimana
diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
a. Perencanaan
Tahap
perencanaan pada siklus
I, peneliti dengan
rekan sejawat (observer) secara bekerjasama
merancang rencana tindakan.
Adapun langkah-langkah yang dikembangkan dalam tahap ini adalah
sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan materi keragaman suku
bangsa dan yang
ada di lingkungan setempat
2) Mempersiapkan
media gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran
3)
Menyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)
4)
Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi baik siswa
maupun guru.
b. Pelaksanaan
Pada awal kegiatan pembelajaran dimulai siswa
diajak untuk berdoa
bersama yang dipimpin
oleh ketua kelas kemudian siswa
secara bersama-sama memberikan
salam kepada gurunya.
Guru menanyakan kesehatan siswa
untuk mengecek kehadiran
siswa. Pembukaan awal proses pembelajaran pun dimulai dengan
pengkondisian kelas kearah pembelajaran sesuai materi dan mencoba untuk memberikan
informasi tujuan dari pembelajaran tersebut.
Selanjutnya, memancing siswa
dengan berbagai pertanyaan
dengan cara tanya jawab tentang
tempat tinggal dan hubungan dengan nama daerahnya.
Kegiatan
inti diawali dengan
mengelompokkan siswa, siswa
dibagi dalam 5 kelompok
setiap kelompok terdiri
dari siswa perempuan
dan siswa laki-laki berjumlah 4-5
orang. Masing-masing kelompok
diberi nama dengan
menggunakan nama-nama bunga. Setelah
pembagian kelompok guru
menyajikan gambar di papan
tulis dengan ukuran
besar sedangkan setiap
kelompok disajikan gambar dengan ukuran kecil. Siswa mengamati
gambar tentang dampak permasalahan kependudukan terhadap pembangunan. Guru
memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa mengenai permasalahan kependudukan
terhadap pembangunan. Kemudian siswa
mengadakan diskusi kelompok untuk
membahas mengenai cara mengatasi permasalahan kependudukan
terhadap pembangunan. Pada saat
kegiatan berkelompok berlangsung
peneliti berkeliling
mengamati kegiatan setiap
kelompok, membimbing dan mengarahkan bila dianggap
perlu apabila masih
ada yang belum
jelas siswa menanyakannya
walau mereka masih terlihat
malu untuk bertanya
tetapi peneliti mencoba
mengajak mereka untuk berbincang
supaya siswa tidak
merasa takut. Apabila
semua kelompok sudah selesai
mengerjakan LKS nya,
setiap kelompok diminta
untuk memaparkan hasil kerja
kelompok mereka di
depan kelas dan
guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk
menanggapi pekerjaan kelompok temannya. Apabila ada kekeliruan
dengan pekerjaan siswa, guru membahas secara bersama-sama. Pada tahap
kegiatan akhir, siswa
bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dibahas, kemudian
siswa mengerjakan soal-soal
tertulis sebagai evaluasi akhir. Adapun
Hasil Postest Tindakan
Pembelajaran Siklus I dijabarkan pada tabel berikut ini
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran pada Siklus I
No
|
Ketagori
|
Kondisi Awal
|
|
Jumlah
|
%
|
||
1
|
Tuntas
|
10
|
43,48
|
2
|
Belum
Tuntas
|
13
|
56,52
|
Jumlah
|
23
|
100,00
|
|
Nilai
terendah
|
50,00
|
||
Nilai
tertinggi
|
80,00
|
||
Rata
– rata
|
62,61
|
||
Ketuntasan
|
43,48
|
Dari tabel
sebagaimana dijelaskan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa nilai rata-rata
hasil belajar pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama sebesar 62,61, jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 10
siswa atau sebesar 43,48%, dan jumlah
siswa yang belum tuntas belajarnya sebanyak 13 siswa atau sebesar 56,52%
Dari penjelasan
sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil nilai tes formatif
mengalami peningkatan dari kondisi awal, karena pada sebelum perbaikan siswa tuntas 4 siswa (17,39%) meningkat menjadi 10 siswa (43,48%)
atau meningkat sebanyak 6 siswa (26,09%). Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer sepakat
untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II karena belum memenuhi
indikator keberhasilan yang ditetapkan dengan harapan pada siklus II rata-rata
hasil belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas KKM sebesar 69 sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan dan tingkat ketuntasan belajar mencapai angka di atas 85% dari
jumlah seluruh siswa.
c. Observasi
Dari hasil observasi siklus I, didapatkan dalam
melaksanakan pembelajaran pada siklus I, guru telah menerapkan sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan alat peraga yang telah dipersiapkan.
Hasil dari pengamatan
selama proses berlangsung,
guru terlalu cepat menjelaskan tanpa
melihat keadaan siswa,
masih ada siswa
yang ngobrol, main-main bahkan
ada siswa yang
masih asik dengan
mainannya bukannya
memperhatihan dan mengikutinya
serta ada pula
siswa yang masih
tidak membawa buku catatan dikarenakan ketinggalan. Tidak hanya itu,
guru masih terfokus hanya
pada beberapa siswa serta
belum menguasai keadaan
siswa yang berakibat terpecahnya
konsentrasi siswa pada
kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga
kegiatan hari ini
tidak maksimal sepenuhnya
dan tidak sesuai yang diharapkan
dan ditargetkan.
Data mengenai minat
siswa dapat diperoleh
dengan menggunakan lembar
observasi seperti pada lampiran. Minat siswa tersebut dapat dilihat dalam hal
bertanya, mengomentari maupun
membenarkan kesalahan teman pada
saat proses pembelajaran
beerlangsung
Penjelasan
mengenai aspek aktivitas yang diamati adalah respon siswa terhadap pernyataan,
rasa ingin tahu, dan minat dalam pelaksanaan kegiatan diskusi. Kegiatan
pengamatan ini dilakukan oleh observer selama kegiatan perbaikan pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan format observasi yang telah dipersiapkan. Hasil
observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I sebagaimana
tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Minat Siswa pada Siklus I
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Ket
|
1
|
Siswa
Tuntas
|
15
|
|
2
|
Persentase
Tuntas
|
65,22
|
|
3
|
Siswa
Belum Tuntas
|
8
|
|
4
|
Persentase
Belum Tuntas
|
34,78
|
|
5
|
Ketuntasan
Klasikal
|
65,22
|
Dari tabel
di atas dapat disimpulkan bahwa dari 23 siswa terdapat 15 orang yang tuntas
belajarnya (65,22%) dilihat dari minat siswanya, sedangkan 8 siswa (34,78%)
belum tuntas dilihat dari minat siswanya. Melihat hasil di atas maka peneliti
bersama-sama dengan observer sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran
pada siklus II dengan harapan pada siklus II minat siswa siswa dapat mencapai
perolehan di atas 85% sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan.Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer
sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II karena
peningkatan minat siswa baru mencapai angka 65,22% dengan harapan pada siklus
II minat siswa siswa dapat mencapai perolehan di atas 85% sesuai dengan
kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan (Secara rinci dapat dilihat
pada lampiran).
d. Refleksi
Berdasarkan
analisis data dari
atas, masih terdapat
kekurangan-kekurangan pada siklus
I. Kekurangan-kekurangan tersebut
antara lain guru kurang
memotivasi siswa, guru
terlalu cepat menjelaskan
dan peragaan yang dilakukan guru
kurang menarik perhatian
siswa dan penyajian gambar yang kurang bervariasi. Dengan
adanya kekurangan-kekurangan tersebut,
maka perlu adanya
perbaikan-perbaikan dalam KBM untuk siklus II. Perbaikan tersebut yaiu
dengan cara melakukan peragaan yang menarik sebagai metode pembelajaran untuk
lebih memotivasi siswa. Selain itu guru
harus lebih dapat
mengkondisikan siswa, sehingga
siswa benar-benar terlibat dalam
KBM
- Deskripsi Siklus kedua
Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yang
dilaksanakan pada tanggal ………………. dan ………………. Setelah mempertimbangkan hasil refleksi pada
siklus pertama, maka pada siklus kedua peneliti mencoba menyempurnakan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di
bawah ini :
a. Perencanaan
Sebelum
dilaksanakan penelitian, selama
proses pembelajaran peneliti bertindak
sebagai pelaksana tindakan,
dan dibantu guru
mitra yang bertindak sebagai observer.
Penyusunan RPP dengan
perbaikan dari RPP siklus 1,
penyusunan lembar observasi, penyusunan
tes, serta media
gambar yang akan digunakan pada
siklus 2. Peneliti serta
guru mitra, melakukan
diskusi membuat perencanaan berdasarkan latar belakang yang peneliti
temukan, yaitu ada banyak siswa yang hasil pembelajaran IPS materi mendeskripsikan permasalahan
kependudukan dan dampaknya terhadap
pembangunan setempat masih dibawah kriteria ketuntasan minimal. Sehingga
peneliti dan guru mitra bersepakat atau menghasilkan perencanaan kegiatan pada
siklus 2 yaitu:
1)
Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan menggunakan model
pembelajaran yang memanfaatkan media
gambar yang lebih variatif.
2)
Menyiapkan
pedoman observasi untuk
guru dan siswa
yang telah disusun
sebelumnya guna mengukur peningkatan
minat siswa setelah dilakukan
tindakan.
3)
Menyusun
tes untuk mengukur
kemampuan siswa setelah
diberikan tindakan dan menyiapkan reward atas setiap usaha yang
dilakukan oleh siswa.
b. Pelaksanaan
Pada pertemuan kedua setting kelas yang digunakan
masih seperti siklus I. Siswa masih
bekerja dalam kelompok masing-masing. Setelah
mengkondisikan siswa dengan melaksanakan apersepsi terhadap
pembelajaran yang dilaksanakan dan siswa
telah duduk dalam kelompok masing-masing. Kegiatan selanjutnya
adalah menyerahkan LKS.
Pada LKS terdapat
soal-soal yang berisis materi
pokok tentang permasalahan kependudukan terhadap
pembangunan yang masih melekat dikehidupan sehari-hari
dan gambar yang
mendukung materi pembelajaran.
Teknik pembelajaran sama seperti pada siklus I. Siswa secara berkelompok
mengerjakan soal yang disajikan dalam
LKS. Setelah tenggang
waktu yang disediakan
siswa melaksanakan hasil kerja
kelompok secra bergiliran
di depan kelas. Siswa
dari kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil kelompok yang sedang tampil. Kemudian setelah itu
siswa bersama-sama membuat kesimpulan materi yang dibahas. Pada tahap akhir,
siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas, kemudian siswa
mengerjakan soal-soal tertulis sebagai evaluasi akhir. Pada siklus kedua ini dalam tahap pelaksanaan
sudah menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran pada Siklus II
No
|
Ketagori
|
Kondisi Awal
|
|
Jumlah
|
%
|
||
1
|
Tuntas
|
22
|
95,65
|
2
|
Belum
Tuntas
|
1
|
4,35
|
Jumlah
|
23
|
100,00
|
|
Nilai
terendah
|
60,00
|
||
Nilai
tertinggi
|
80,00
|
||
Rata
– rata
|
73,91
|
||
Ketuntasan
|
95,65
|
Dari tabel
tentang rekapitulasi nilai tes formatif pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan
permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan di atas dapat
diterangkan bahwa nilai rata-rata
hasil belajar pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama sebesar 73,91, jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 22
siswa atau sebesar 95,65%, dan masih ada 1 siswa yang belum tuntas belajarnya atau
sebesar 4,35%%
Dari penjelasan
sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil nilai tes formatif
mengalami peningkatan dari siklus I, karena pada siklus I siswa tuntas 10 siswa
(43,48%) meningkat menjadi 22 siswa (96,65%) atau meningkat sebanyak 12 siswa
(52,17%). Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer
menyimpulkan bahwa hasil tes hasil belajar menunjukkan hasil 73,91. Hal ini
menunjukkan bahwa tes hasil belajar sudah memenuhi kriteria keberhasilan karena
hasil belajar berada di atas angka kriteria minimal ketuntasan (KKM) sebesar
70, dengan jumlah siswa yang telah tuntas belajarnya sebanyak 22 siswa atau
96,65%.
c. Observasi
Pada tahap ini
dilaksanakan pengamatan atas
jalannya proses pembelajaran IPS materi mendeskripsikan permasalahan
kependudukan dan dampaknya terhadap
pembangunan setempat dengan menggunakan
media gambar. Tahap
observasi atau pengamatan dilaksanakan bersamaan
dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Proses pengamatan ini
dilakukan oleh observer
yaitu teman sejawat
peneliti. Dalam tahap
pengamatan (observasi) ini, observer melakukan observasi mengacu pada lembar
pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya dalam rangka memperoleh data
yang lebih akurat.
Hasil dari pengamatan
selama proses siklus
II berlangsung, guru
telah melakukan
perbaikah-perbaikan, guru lebih
memotivasi siswa sehingga siswa lebih
bersemangat dalam mengikuti
KBM, siswa mulai
terfokus pada media yang
disajikan dengan menarik oleh
peneliti dengan beberapa
alat pendukung lainnya yang
dapat membuat siswa
berkonsentrasi pada materi
ajar. Guru memberikan banyak
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai
hal-hal yang belum
jelas. Data mengenai minat
siswa dapat diperoleh
dengan menggunakan lembar
observasi, seperti pada lampiran.
Penjelasan
mengenai aspek aktivitas yang diamati adalah respon siswa terhadap pernyataan,
rasa ingin tahu, dan minat dalam pelaksanaan kegiatan diskusi. Kegiatan
pengamatan ini dilakukan oleh observer selama kegiatan perbaikan pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan format observasi yang telah dipersiapkan. Hasil
observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I sebagaimana
tabel di bawah ini :
Tabel 4.6 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Minat Siswa pada Siklus II
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Ket
|
1
|
Siswa
Tuntas
|
22
|
|
2
|
Persentase
Tuntas
|
95,65
|
|
3
|
Siswa
Belum Tuntas
|
1
|
|
4
|
Persentase
Belum Tuntas
|
4,35
|
|
5
|
Ketuntasan
Klasikal
|
95,65
|
Dari tabel di
atas dapat disimpulkan bahwa dari 23 siswa terdapat 22 orang yang tuntas
belajarnya (96,65%) dilihat dari minat siswanya. Melihat hasil di atas maka
peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil pengamatan
terhadap peningkatan minat siswa sudah mencapai angka di atas 85%, sehingga
proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus II.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan
bahwa minat siswa mencapai angka 95,65%. Hal ini menunjukkan bahwa minat siswa
telah mencapai kriteria keberhasilan sebesar 85% sehingga proses perbaikan
pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus II
d. Refleksi
Pembelajaran
siklus 2 pada
pembelajaran IPS materi mendeskripsikan
permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan setempat di kelas VIII-3
SMP3 ................... Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan penggunaan media gambar menunjukkan
peningkatan yang baik, baik dari segi
respon, partisipasi maupun
minat siswa. Hal
ini dapat dilihat dari
hasil evaluasi yang
didapat siswa meningkat
diatas KKM, maupun dari hasil observasi dan catatan
lapangan yang menunjukan peningkatan. Siswa
dapat terlibat secara
utuh dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar karena
siswa dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya serta
pengalaman yang didapatnya
dengan melihat media gambar
dan interaksi langsung
dengan lingkungan sekitarnya,
sehingga pelajaran lebih bermakna.
B.
Pembahasan
Penggunaan media
gambar akan sangat
membantu dalam membangkitkan minat
belajar siswa, ini
terbukti dari hasil
belajar yang diberikan
pada setiap siklusnya
mengalami peningkatan di mana pada pada
siklus I nilai
rata-rata yang diperoleh
siswa adalah 57,39
pada studi awal, pada siklus I sebesar 62,61 dan pada siklus II
rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 73,91. Rekapitulasi nilai hasil tes
formatif siswa dari kondisi awal,
siklus I
sampai dengan siklus II dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Nilai Hasil Tes
Formatif Temuan Awal, Siklus I dan
Siklus
No
|
Uraian
|
Nilai
Rata-2
|
Siswa Belum Tuntas
|
Siswa Tuntas
|
||
Frekuensi
|
%
|
Frekuensi
|
%
|
|||
1
|
Awal
|
57,39
|
4
|
17,39
|
19
|
82,61
|
2
|
Siklus I
|
62,61
|
10
|
43,48
|
13
|
56,52
|
3
|
Siklus II
|
73,91
|
22
|
95,65
|
1
|
4,35
|
Dari tabel di atas dapat dijelaskan peningkatan nilai
hasil dan ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan II secara terperinci sebagai berikut :
1. Siswa Tuntas Belajar
a. Pada
temuan awal siswa yang tuntas sebanyak 4 siswa atau 17,39% dari 23 siswa.
b. Pada
siklus I siswa yang tuntas sebanyak 10
siswa atau 43,48% dari 23 siswa
c. Pada
siklus II siswa yang tuntas sebanyak 22
siswa atau 95,65% dari 23 siswa
2. Siswa Belum Tuntas Belajar
a. Pada
temuan awal siswa yang belum tuntas sebanyak 19 siswa atau 82,61% dari 23
siswa.
b. Pada
siklus I siswa yang belum tuntas
sebanyak 13 siswa atau 56,52% dari 23 siswa
c. Pada
siklus II siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa atau 4,35% dari 23
siswa
Untuk lebih
jelasnya peningkatan hasil belajar siswa
dan nilai rata-rata hasil belajar dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut in
Sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dalam perbaikan
pembelajaran bahwa siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika mendapat nilai tes
formatif sebesar 70 ke atas dan jika 85% dari siswa telah tuntas belajarnya.
Untuk memperjelas kenaikan ketuntasan belajar siswa dan
penurunan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada diagram batang di bawah
ini :
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan
Belajar Siswa Siklus I dan II
Penjelasan mengenai peningkatan nilai
rata-rata prestasi belajar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tema mendeskripsikan
permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan setempat dengan menggunakan metode diskusi menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan
di mana pada kondisi awal sebesar 57,39
pada studi awal, pada siklus I sebesar 62,61 dan pada siklus II
rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 73,91. Peningkatan nilai
rata-rata hasil belajar siswa dalam bentuk grafik sebagaimana gambar di bawah
ini :
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar
Siswa Pada Siklus I dan II
Keberhasilan
proses perbaikan pembelajaran tidak hanya dilihat dari peningkatan hasil
belajar atau nilai tes formatif saja. Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran juga merupakan indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Data minat siswa diperoleh dari lembar observasi yang telah diisi oleh observer
selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Fokus observasi difokuskan pada
aspek-aspek bisa menjawab, mau bertanya dan aktif dalam kegiatan diskusi. Hasil
observasi pada pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran menunjukkan hasil
yang positifi, dan dibuktikan dengan adanya peningkatan minat siswa pada setiap
siklusnya.
Secara
rinci penjelasan mengenai peningkatan minat siswa dalam proses perbaikan
pembelajaran sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil
Observasi Aktivitas Siswa pada Temuan Awal, Siklus I dan Siklus II
No
|
Uraian
|
Siswa Tuntas
|
Siswa Belum Tuntas
|
||
Frekuensi
|
%
|
Frekuensi
|
%
|
||
1
|
Awal
|
11
|
47,83
|
12
|
52,17
|
2
|
Siklus I
|
15
|
65,22
|
8
|
34,78
|
3
|
Siklus II
|
22
|
95,65
|
1
|
4,35
|
Dari penjelasan
pada tabel di atas, diperoleh keterangan sebagai berikut :
a.
Siswa tuntas dilihat dari minat siswa
1. Pada temuan awal, siswa tuntas
dilihat dari minat siswa sebanyak 11 siswa atau 47,83% dari 23 siswa.
2. Pada siklus I, siswa tuntas
dilihat dari minat siswa sebanyak 15 siswa atau 65,22% dari 23 siswa.
3. Pada siklus II, belum tuntas
dilihat dari minat siswa sebanyak 22 siswa atau 95,65% dari 23 siswa.
b.
Siswa yang belum tuntas dilihat dari minat
siswa
1. Pada temuan awal, siswa belum
tuntas dilihat dari minat siswa sebanyak 12 siswa atau 52,17% dari 23 siswa.
2. Pada siklus I, siswa belum
tuntas dilihat dari minat siswa sebanyak 8 siswa atau 34,78% dari 23 siswa.
3. Pada siklus II, siswa belum
tuntas dilihat dari minat siswa sebanyak 1 siswa atau 4,35% dari 23 siswa
Untuk lebih jelasnya peningkatan minat siswa dapat dilihat pada
gambar diagram batang berikut ini :
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Minat
Siswa Pada Temuan Awal, Siklus I dan II
Dari hasil observasi mengenai minat siswa
tersebut berdasarkan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil karena
peningkatan minat siswa mencapai angka 100% dari 85% batasan minimal yang telah
ditentukan pada kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran. Atas dasar pertimbangan sebagaimana
diurakan di atas, maka peneliti dan observer sepakat memutuskan bahwa kegiatan
perbaikan pembelajaran diakhiri pada siklus II.
Dari hasil
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dalam 2 siklus menggunakan
media gambar dan
jawaban soal-soal evaluasi
yang diberikan, kemudian
penulis menggunakan jawaban-jawaban tersebut
untuk mengetahui apakah
pembelajaran IPS menggunakan media gambar
tersebut dapat meningkatkan
hasil belajar siswa
kelas VIII-3 SMPN 3 ................... Hasil
belajar siswa mengalami
peningkatan dikarenakan
beberapa faktor, diantaranya
dari segi metodologi
yang berbeda dan adanya
perubahan, persiapan materi
yang sudah dipersiapkan
sebelumnya agar materi dapat
dimengerti oleh siswa,
secara alat peraga
yang menunjang pada
kegiatan belajar mengajar.
Proses
pembelajaran IPS dengan menggunakan media
gambar ditinjau dari
segi interaksi siwa
dan guru pada awal
pelajaran, guru membuka
pelajaran IPS dengan
menggunakan media gambar sebagai
titik tolak pelajaran.
Kemudian guru mengarahkan
dan menjelaskan bagaimaan siswa belajar dengan baik. Kemudian pada saat
proses pembelajaran berlangsung, guru
mengelola kelas secara
interaktif, membimbing siswa, dan memotivasi siswa untuk aktif berperan
dalam kegiatan pembelajaran. Pada akhir
pelajaran, guru bersama
siswa menyimpulkan pelajaran yang
telah dilaksanakan. Kemudian
guru mengevaluasi siswa
dengan memberikan soal-soal yang
relevan dengan konsep dan materi pembelajaran.
Penggunaan
media gambar pada pembelajaran IPS materi mendeskripsikan permasalahan
kependudukan dan dampaknya terhadap
pembangunan terbukti sangat efektif
dan produktif sehingga kendala yang menghambat siswa seperti rasa
enggan, rasa malu dan rasa tidak
percaya diri dapat
diatasi dengan baik. Hal
ini terlihat ketika
siswa melaksanakan presentasi ke depan kelas siswa lebih lancar dalam mengemukakan
hal-hal yang ia
lihat melalui gambar
sebagai media pembelajaran. Aktivitas siswa
kelas VIII-3 terbukti
lebih meningkat dengan
menggunakan media gambar sebagai
fasilitas pembelajaran dibanding
dengan hanya mengandalkan pengetahuan melalui
buku paket yang
disedikan oleh sekolah. Penggunaan media gambar
akan melatih siswa
untuk mandiri dalam
mencari pengetahuan, informasi
yang mereka dapatkan
dari gambar akan
menjadi minat dan motivasi
untuk meningkatkan kemampuan dalam
proses pembelajaran meskipun
tanpa bimbingan guru.
Setiap guru yang terampil
dalam penggunaan media
gambar, akan dapat
menjadi motivator bagi siswa
baik itu siswa
yang sudah memiliki
prestasi di kelasnya maupun bagi
siswa yang belum
memiliki prestasi di
kelasnya.
Berdasarkan
hal tersebut, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media gambar
pada pembelajaran IPS tentang mendeskripsikan
permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan terbukti mampu
meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran. Hal
ini tersebut membuktikan bahwa
penggunaan media gambar dalam kegiatan pembelajaran memiliki kelebihan yaitu:
1)
Sifatnya
konkrit dan lebih
realistis dalam memunculkan
pokok masalah, jika dibandingkan
dengan bahasa verbal.
2)
Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
3)
Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan terhadap objek
tertentu
4)
Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk
semua orang tanpa memandang umur sehingga
dapat mencegah atau
membetulkan kesalahpahaman terhadap konsep-konsep pokok pembelajaran.
5)
Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan kapan
dan dimana saja sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan penjelasan dan uraian mengenai hasil
pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas, berupa data
hasil tes formatif siklus I, tes formatif siklus II dan data hasil observasi
siklus I dan II maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar dan minat
siswa pada pembelajaran IPS materi mendeskripsikan permasalahan
kependudukan dan dampaknya terhadap
pembangunan setempat siswa kelas VIII-3 SMPN 3 ................... Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Dari hasil
diskusi dengan supervisor dan observer maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dalam dua siklus perbaikan dinyatakan tuntas, dan dapat
dilanjutkan pada materi selanjutnya karena telah memenuhi kriteria ketuntasan
yang ditentukan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
peningkatan minat siswa menunjukkan perolehan
pada kondisi awal hanya 11 siswa atau 47,83%, naik menjadi 15 siswa atau 65,22%
pada siklus pertama, dan 95,68% atau 22 siswa pada siklus kedua. Kenyataan
tersebut juga didukung oleh peningkatan hasil dan ketuntasan belajar. Hal
tersebut dibuktikan dengan kenaikan hasil belajar siswa dari rata-rata pada
kondisi awal hanya 57,39 naik menjadi 62,61
pada siklus pertama, dan 73,91 pada siklus kedua, dengan tingkat ketuntasan
belajar sebanyak 4 siswa 17,39% pada
kondisi awal, 43,48% atau 10 siswa pada
siklus pertama, 22 siswa atau 95,65%
pada siklus kedua, dan masih ada satu orang siswa (4,35%) yang belum tuntas,
sehingga semua indikator dan kriteria keberhasilan proses perbaikan
pembelajaran telah tercapai pada siklus kedua.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis
data dan temuan yang diperoleh pada siklus I, dan II dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS materi mendeskripsikan
permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan terbukti dapat meningkatkan angka
minat belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan minat siswa menunjukkan
perolehan pada sebelum perbaikan hanya 11 siswa atau 47,83%, naik
menjadi 15 siswa atau 65,22% pada siklus pertama, dan 95,68% atau 22 siswa pada
siklus kedua.
2. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS materi mendeskripsikan
permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan terbukti dapat meningkatkan hasil dan
ketuntasan belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan perolehan hasil
belajar siswa dari rata-rata pada sebelum perbaikan hanya 57,39 naik menjadi 62,61 pada siklus
pertama, dan 73,91 pada siklus kedua, dengan tingkat ketuntasan belajar
sebanyak 4 siswa 17,39% pada kondisi
awal, 43,48% atau 10 siswa pada siklus
pertama, 22 siswa atau 95,65% pada
siklus kedua, dan masih ada satu orang siswa (4,35%) yang belum tuntas,
sehingga semua indikator dan kriteria keberhasilan proses perbaikan
pembelajaran telah tercapai pada siklus kedua.
B. Saran
Sesuai
dengan kesimpulan di
atas, demi meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS yang
lebih bermakna disarankan:
1.
Pendekatan IPS
pada materi mendeskripsikan
permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan dapat dilakukan
dengan menggunakan media
gambar, karena dapat
menciptakan lingkungan
belajar yang alamiah,
yang dapat mendorong
guru untuk mengamati perkembangan kognisi, emosi,
sosial, dan perkembangan
fisik anak.
2. Kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan media gambar memerlukan
waktu yang cukup lama.
Untuk itu, siswa
dan kelas hendaknya
dikondisikan terlebih dahulu agar
kegiatan belajar dan
mengajar berjalan lancar.
Siswa dikelompokan secara heterogen menurut tingkat kognitifnya, sehingga
akan memberi kemudahan kepada
siswa yang memiliki
tingkat kognitif rendah dalam bertanya dan memahami penjelasan
materi.
3. Kesulitan-kesulitan yang
terdapat pada kegiatan
pembelajaran agar dicermati dengan
baik dan dapat
direfleksikan untuk diperbaiki
pada tindakan pembelajaran selanjutnya.
4. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan oleh
guru untuk memperbaiki kinerjanya, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam
pembelajaran dapat tercapai. Perbaikan pembelajaran berawal dari adanya masalah
dalam pembelajaran dan guru berupaya untuk memperbaikinya. Untuk mencegah
timbulnya masalah yang sama, guru sebaiknya selalu berinovasi dalam pendekatan,
strategi dan model pembelajaran.
5. Penelitian Tindakan Kelas mempunyai
manfaat besar bagi sekolah, guru maupun pengawas. Oleh karena itu alangkah
baiknya apabila sekolah memberikan kebebasan kepada guru yang akan melaksanakan
penelitian tindakan kelas dan bekerja sama dengan teman sejawat dalam satu
sekolah maupun sekolah lain.
DAFTAR PUSTAKA
Achsin, Amir 1986. Media Pendidikan, Ujung Pandang : IKIP
Amir, P. (1999). Strategi Guru
Memanfaatkan Konsep Awal Siswa untuk Meningkatkan Keaktifan dalam
Pembelajaran Pendidikan IPS
di SD. Tesis
IPS Program Pasca
Sarjana UPI, Bandung:
Tidak Diterbitkan.
Arief, S. Sadiman. (1984). Media Pembelajaran,
Pengertian, Pengembangan, Penempatan. Jakarta
: Rajawali
Arikunto, Suharsimi. (1998).
Prosedur Penelitian
(Suatu Pendekatan Praktek).
Yogyakarta.: Rineka Cipta.
Arikunto.(1997).Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta
: Bumi Aksara.
Bruce Joyce &
Marsha Weil. 1996. Models
of Teaching. Boston, London, Toronto, Sydney, Tokyo, Singapore:
Prentice-Hall, Inc
Departemen Pendidikan Nasional.
(2006). Standar Isi dan
Standar Kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono.
(2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Rineka Cipta.
Effendy, Suhanda.(2005).Ilmu
Pengetahuan Sosial.Bandung :
PT. Sarana Panca Karya.
Kasbolah.(1998-1999).Penelitian Tindakan
Kelas.Jakarta : Dikti
Proyek Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
Hamalik, Oemar.(2001).Proses
Belajar Mengajar.Bandung : Bumi Aksara.
Hamalik. (1994). Media
Pendidikan. Bandung
: Citra Aditya Bakti.
Heinich, Robert.(1982).
Michael Molenda, and
James D.Russel, Intructional Media and The New Tecnologies of Intruction,
John Wileyu & Son, New York.
Hisnu, Tantya.(2008).Media
Pengajaran.Jakarta : Gaung Persada.
Syah, Muhibbin.(2004). Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru.
Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Sanusi, Achmad.(2008).Media
Pembelajaran.Jakarta : Gaung Persada Press.
Ikhsan, A. dan M. Ishak. 2005. Pembelajaran
IPS. Jakarta:
Salemba Empat.
Kosasih, Djahiri. (1979).
Pengajaran Studi
Sosial/IPS (Dasar-dasar Pengertian,
Metodologi, Model Belajar IPS). LPPP LPS : IKIP Bandung.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai.(1990).Media Pengajaran.Bandung : Sinar Baru.
Nasution, S.(2006).Kurikulum dan
Pengajaran.Jakarta : Bumi Aksara
Nurhadi dan Hartitik
Fitria Rahmawati. (2008).
Mengenal Lingkungan
Sekitar. Jakarta : Depdiknas.
Ristana, Rusna.
Prayitna. 2006. Panduan Penelitian
Tindakan Kelas. UPBJJ-Universitas Terbuka. Purwokerto.
Rochiati Wiriatmadja, 2006.
Metode Penelitian Tindakan Kelas, UPI Bandung dan Rosda
Sapriya, dkk. (2006).
Pembelajaran dan
Evaluasi Hasil Belajar
IPS. Bandung
: UPI Press.
Slameto. (1991). Belajar dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta
Sobry Sutikno, M. (2009). Belajar
dan Pembelajaran. Bandung
: Prospect.
Somantri, Nu’man. (2001). Menggagas
Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung
: PPS – FPIPS UPI dan PT. Remadja Rosda
Karya.
Sudjana, Nana. (1991). Media
Pembelajaran. Bandung:
CV. Sinar Baru.
Sumaatmadja, Prof. Dr.
H. Nursid. (1997).
Konsep Dasar
IPS. Jakarta
: Pusat Terbitan UT.
Supriatna, Nana, dkk.(2007).Pendidikan
IPS di SD.Bandung : UPI PRESS
Wardani, I.G.A.K, Julaeha. S, dan Marsinah Ng. 2005. Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan). Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Winataputra, Udins. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Proyek Peningkatan
Mutu Guru Kelas SD Setara D.II. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk mendapatkan file secara lengkap, terdiri dari Bagian Depan, Bab I, II, III, IV, V, Daftar Pustaka dan Lampiran2, silakan klik disini.
Terima kasih.